Rurik Jutting, pelaku pembunuhan dua wanita Indonesia di Hong Kong, terungkap memiliki gangguan seksual dan merupakan seorang yang sadis dan narsis. Bankir asal Inggris ini juga mengaku berupaya menutupi kepribadiannya yang rapuh akibat mengalami pelecehan seksual selama ia bersekolah.
Dalam pengadilan pada Senin (31/10) dengan agenda mendengarkan pembelaan, pengacara Jutting, Tim Owen menghadirkan pakar psikiater forensik Dr Richard Latham asal Inggris yang telah memberi kesaksian pada 50 sampai 75 kasus serupa.
Latham mengatakan di depan pengadilan bahwa Jutting merupakan pecandu kokain dan alkohol serta memiliki gangguan kepribadian lainnya, seperti sadisme dan narsisme.
Dia menyatakan bahwa pada saat pembunuhan, kemampuan Jutting untuk mengendalikan perilakunya "sangat terganggu."
"Ada perasaan soal harga diri yang sangat rapuh di balik itu semua," kata Latham kepada pengadilan, sembari menambahkan bahwa kecenderungan narsis Jutting merupakan upayanya untuk menutupi kerapuhan dirinya.
Owen mengungkapkan bahwa Jutting merupakan korban kekerasan seksual selama masa remajanya di Winchester College, salah satu sekolah tertua dan paling bergengsi Inggris. Saat itu, Jutting dipaksa melakukan oral seks oleh siswa lain.
Latham juga menyinggung video pembunuhan sadis yang direkam sendiri oleh Jutting ketika melakukan tindak kekerasan seksual dan membunuh Sumarti Ningsih, 23, dan Seneng Mujiasih 26, dua tahun lalu.
"Hal yang saya tidak pernah saya lihat di kasus sebelumnya adalah rekaman video yang dibuat oleh tersangka sendiri karena (rekaman) itu memberikan pemandangan langsung seperti apa kondisi dirinya ketika melakukan dua pembunuhan ini," ujar Latham.
Latham mengungkapkan sikap Jutting yang menyukai kekerasan seksual, penyiksaan, pemerkosaan dan perbudakan mulai terlihat sejak 2011, begitu juga dengan gangguan penyalahgunaan alkohol.
Dalam pengadilan pada Senin (31/10) dengan agenda mendengarkan pembelaan, pengacara Jutting, Tim Owen menghadirkan pakar psikiater forensik Dr Richard Latham asal Inggris yang telah memberi kesaksian pada 50 sampai 75 kasus serupa.
Latham mengatakan di depan pengadilan bahwa Jutting merupakan pecandu kokain dan alkohol serta memiliki gangguan kepribadian lainnya, seperti sadisme dan narsisme.
Dia menyatakan bahwa pada saat pembunuhan, kemampuan Jutting untuk mengendalikan perilakunya "sangat terganggu."
"Ada perasaan soal harga diri yang sangat rapuh di balik itu semua," kata Latham kepada pengadilan, sembari menambahkan bahwa kecenderungan narsis Jutting merupakan upayanya untuk menutupi kerapuhan dirinya.
Owen mengungkapkan bahwa Jutting merupakan korban kekerasan seksual selama masa remajanya di Winchester College, salah satu sekolah tertua dan paling bergengsi Inggris. Saat itu, Jutting dipaksa melakukan oral seks oleh siswa lain.
Latham juga menyinggung video pembunuhan sadis yang direkam sendiri oleh Jutting ketika melakukan tindak kekerasan seksual dan membunuh Sumarti Ningsih, 23, dan Seneng Mujiasih 26, dua tahun lalu.
"Hal yang saya tidak pernah saya lihat di kasus sebelumnya adalah rekaman video yang dibuat oleh tersangka sendiri karena (rekaman) itu memberikan pemandangan langsung seperti apa kondisi dirinya ketika melakukan dua pembunuhan ini," ujar Latham.
Latham mengungkapkan sikap Jutting yang menyukai kekerasan seksual, penyiksaan, pemerkosaan dan perbudakan mulai terlihat sejak 2011, begitu juga dengan gangguan penyalahgunaan alkohol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar