Singapura tidak mempermasalahkan dampak penyitaan sembilan tank pembawa personel oleh otoritas China di Hong Kong. Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Selasa (29/11), mengatakan penyitaan itu "bukan insiden strategis."
"Saya tidak akan bereaksi berlebihan. Kami berharap penyedia layanan komersial untuk menaati hukum," kata Balakrishnan dikutip Straits Times.
Dia mengatakan masing-masing negara memahami hubungan antar kedua negara bersifat "tahan lama, beraneka dan saling menguntungkan."
Walau demikian, dia mengakui kejadian ini menjadi catatan terkait masalah ketaatan pada hukum. Sembilan tank tersebut disita otoritas China dalam perjalanan melalui Hong Kong dari Taiwan.
Negara tirai bambu memprotes keberadaan tank itu karena Taiwan dianggap sebagai provinsi yang melepaskan diri dari kekuasaannya.
Pada Senin (28/11), pemerintah China secara resmi mengajukan protes akan keberadaan tank tersebut dan meminta Singapura mematuhi hukum berlaku di Hong Kong.
Hubungan antara kedua negara meregang beberapa bulan belakangan ini, terutama karena sengketa Laut China Selatan.
Sementara Taiwan diketahui adalah rekan Singapura dalam hal militer sejak era 1970-an. Negara tersebut juga kerap mengadakan pelatihan militer di Taiwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar