Film Beuty & The Beast Menuai Pro Kontra, Ada Unsur Gay Didalamnya
Sebelum sutradara Bill Condon buka suara soal konten gay awal Maret lalu, pembicaraan soal Beauty and the Beast hanya berkisar pada lagu, busana, cerita, dan bagaimana Emma Watson bisa menyanyi atau berakting kompak dengan Dan Stevens.
Orang sudah antusias saat Celine Dion diberitakan tetap menyumbang suara atau akan ada duet Ariana Grande dengan John Legend.
Tapi ucapan Condon mengubah segalanya. Sejak ia mengaku kepada media bahwa LeFou memendam perasaan terhadap Gaston, dunia langsung ribut. Rusia yang punya aturan melarang kampanye pro gay jadi negara pertama yang berniat melarangnya.
Belakangan, Rusia hanya memberlakukan batasan usia di atas 16 tahun dan membolehkan film itu ditayangkan.
Aturan negara tak mempan, alasan agama dikerahkan. Bioskop di Alabama menolak memutarnya. Maklum, Alabama dikenal dengan Kristen konservatif. Umat Kristen di negara bagian lain di Amerika Serikat juga ada yang menyerukan boikot terhadap film adaptasi animasi Disney 1991 itu.
Singapura
Negara yang modern dari berbagai bidang tapi tetap knservatif soal LGBT itu, meloloskan Beauty and the Beast dengan label PG Parental Guide. Meskipun, ada pula penolakan dan ajakan boikot resmi dari Keuskupan Gereja Anglikan di Negeri Singa itu.
Malaysia
Disney mengambil keputusan tegas saat badan sensor film di Malaysia memotong 4,5 menit konten gay di Beauty and the Beast. Mereka lebih memilih menarik film itu ketimbang menyerah pada sensor. Meskipun, adegan yang dipotong hanya bagian minor dari cerita.
Salah satu yang mungkin jadi pertimbangan Disney, Malaysia bukan pasar film yang cukup besar bagi mereka. Penduduknya hanya sekitar 31 juta, kalah jauh dibanding Indonesia yang mencapai ratusan juta. Itu pun, tidak semuanya punya akses dan mau menonton bioskop.
Orang sudah antusias saat Celine Dion diberitakan tetap menyumbang suara atau akan ada duet Ariana Grande dengan John Legend.
Tapi ucapan Condon mengubah segalanya. Sejak ia mengaku kepada media bahwa LeFou memendam perasaan terhadap Gaston, dunia langsung ribut. Rusia yang punya aturan melarang kampanye pro gay jadi negara pertama yang berniat melarangnya.
Belakangan, Rusia hanya memberlakukan batasan usia di atas 16 tahun dan membolehkan film itu ditayangkan.
Aturan negara tak mempan, alasan agama dikerahkan. Bioskop di Alabama menolak memutarnya. Maklum, Alabama dikenal dengan Kristen konservatif. Umat Kristen di negara bagian lain di Amerika Serikat juga ada yang menyerukan boikot terhadap film adaptasi animasi Disney 1991 itu.
Singapura
Negara yang modern dari berbagai bidang tapi tetap knservatif soal LGBT itu, meloloskan Beauty and the Beast dengan label PG Parental Guide. Meskipun, ada pula penolakan dan ajakan boikot resmi dari Keuskupan Gereja Anglikan di Negeri Singa itu.
Malaysia
Disney mengambil keputusan tegas saat badan sensor film di Malaysia memotong 4,5 menit konten gay di Beauty and the Beast. Mereka lebih memilih menarik film itu ketimbang menyerah pada sensor. Meskipun, adegan yang dipotong hanya bagian minor dari cerita.
Salah satu yang mungkin jadi pertimbangan Disney, Malaysia bukan pasar film yang cukup besar bagi mereka. Penduduknya hanya sekitar 31 juta, kalah jauh dibanding Indonesia yang mencapai ratusan juta. Itu pun, tidak semuanya punya akses dan mau menonton bioskop.
0 komentar: