Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya menargetkan " hard-to-access transit deserts" yang tidak sepenuhnya dapat dilayani oleh transportasi umum.
Pelayanan orang banyak pada dasarnya menjembatani kesenjangan antara carpooling dan naik bus umum atau kereta bawah tanah. Hal ini ditujukan untuk warga yang tinggal di "transit desert", dimana pemberhentian kereta bawah tanah tidak berada dalam jarak pejalan kaki yang praktis.
Shuttle Chariot akan menjemput beberapa pengendara di area seperti itu di pagi hari, kemudian mengantarkan kelompok tersebut ke area sibuk tempat mereka bekerja, lalu dengan jalur balik yang sama pada akhir hari kerja.
Debut NYC akan dimulai dengan dua rute layanan yang telah direncanakan sebelumnya di Manhattan dan Brooklyn, yang membebani penumpang dengan harga tetap $ 4 (setara dengan Rp 53 ribu) per perjalanan. Semakin banyaknya warga yang membutuhkan kendaraan ini, Ford berjanji akan menambah rute lebih banyak lagi. (Leftlanews, 28/7/2017)
Pelayanan orang banyak pada dasarnya menjembatani kesenjangan antara carpooling dan naik bus umum atau kereta bawah tanah. Hal ini ditujukan untuk warga yang tinggal di "transit desert", dimana pemberhentian kereta bawah tanah tidak berada dalam jarak pejalan kaki yang praktis.
Shuttle Chariot akan menjemput beberapa pengendara di area seperti itu di pagi hari, kemudian mengantarkan kelompok tersebut ke area sibuk tempat mereka bekerja, lalu dengan jalur balik yang sama pada akhir hari kerja.
Debut NYC akan dimulai dengan dua rute layanan yang telah direncanakan sebelumnya di Manhattan dan Brooklyn, yang membebani penumpang dengan harga tetap $ 4 (setara dengan Rp 53 ribu) per perjalanan. Semakin banyaknya warga yang membutuhkan kendaraan ini, Ford berjanji akan menambah rute lebih banyak lagi. (Leftlanews, 28/7/2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar