[split]
MODCOM, Jakarta - Dalam perhelatan Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2017 putaran tiga yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Jawa Barat akhir Minggu lalu, untuk kelas European Touring Car Championship (ETCC) 2000 dan 3000 terjadi persaingan yang ketat.
Para pembalap yang turun di urutan pertama, kedua, ketiga saling susul menyusul menampilkan kemampuan terbaiknya. Namun, faktor keberuntungan selalu menjadi faktor terpenting untuk meraih suatu kemenangan. Seperti yang dialami Gerry Nasution yang turun di kelas Master ETCC 3000.
Gerry yang menampati posisi pertama saat start, sempat kehilangan posisi karena disalip pembalap dibelakangnya Abimanyu Kameshwara saat pertengahan lap pertama. Namun, karena kegigihan dan daya juangnya yang tak ada kata menyerah, Gerry berhasil mengambil alih kembali posisi pertama saat memasuki lap keempat.
Saat memasuki lap keempat, Gerry sempat kehilangan konsentrasi karena hujan deras tiba-tiba mengguyur lintasan di Sirkuit Sentul. Namun, dua lap setelah turun hujan, wiraswasta ini mulai menemukan kembali irama permainannya, dan berkonsentrasi penuh menjaga kecepatan dengan stabil yang akhirnya berhasil menyelesaikan pertandingan di posisi pertama dengan catatan waktu terbaik Best time 1:50:003 menit.
Saya akui, seri ketiga ETCC 3000 kelas Master ini jauh lebih ketat dibanding seri dua lalu. Perbedaan waktu yang tipis dengan pembalap dibelakang saya saat start membuat saya harus berkonsentrasi menjaga kecepatan hingga akhir finish. Dan untuk seri keempat yang rencananya digelar di BSD nanti, kemungkinan saya akan up grade suspensi, mengingat jarak lintasan di BSD nanti lebih pendek dan kontruksi jalan yang mungkin berbeda dengan Sentul, ungkap Gerry turun membawa nama Tim Astra.
Dengan hasil naik podium pertama di seri ketiga ini, Gerry kini menempati peringkat pertama secara keseluruhan kelas Master ETCC 3000. Saya akan terus menjaga penampilan saya, agar bisa menjadi juara pertama nasional hingga seri terakhir nanti, tukas Gerry dengan penuh optimis.
#split#
Sedangkan untuk ETCC 2000, persaingan ketat juga terjadi antara Aldio Oekon yang membawa nama Pertamax Motorsport dengan Radityo Mahendra Hutomo (Privateer).
Radityo yang menempati posisi start kedua dibawah Aldio, saat start dimulai langsung menyusul Dio di lap pertama. Namun, di lap berikutnya Dio berhasil menyusul Radit kembali. Dan di lap ketiga, faktor keberuntungan ternyata menjauh dari Dio, karena saat lap ketiga berjalan, mesin mobil Dio bermasalah pada engine cut off nya, yang memaksanya harus masuk ke dalam pit untuk memeriksa kondisi mobil.
Setelah Dio kembali ke lintasan, Aldio kembali memimpin di posisi pertama, tetapi setelah memasuki lap keenam hingga lap terakhir, Radit berhasil mendahului Aldio di urutan pertama dan pembalap lainnya di kelas berbeda. Dengan hasil ini, Radityo yang menunggangi BMW E36 tahun 2002 tersebut, bukan hanya tampil sebagai juara ETCC 2000 Kelas Master tetapi juga untuk Over All dengan catatan waktu terbaik 1:48:851 menit.
Jelang seri ketiga ini, saya melakukan beberapa kali latihan, agar bisa beradaptasi dengan mobil dan juga sirkuit. Untuk seri keempat nanti yang akan digelar di BSD City Grand Prix, mungkin persiapannya sama dengan pembalap lainnya, lebih mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan sirkuit baru, yang memang masih baru bagi kami, tutup sarjana hukum tersebut.
[/split]
MODCOM, Jakarta - Dalam perhelatan Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2017 putaran tiga yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Jawa Barat akhir Minggu lalu, untuk kelas European Touring Car Championship (ETCC) 2000 dan 3000 terjadi persaingan yang ketat.
Para pembalap yang turun di urutan pertama, kedua, ketiga saling susul menyusul menampilkan kemampuan terbaiknya. Namun, faktor keberuntungan selalu menjadi faktor terpenting untuk meraih suatu kemenangan. Seperti yang dialami Gerry Nasution yang turun di kelas Master ETCC 3000.
Gerry yang menampati posisi pertama saat start, sempat kehilangan posisi karena disalip pembalap dibelakangnya Abimanyu Kameshwara saat pertengahan lap pertama. Namun, karena kegigihan dan daya juangnya yang tak ada kata menyerah, Gerry berhasil mengambil alih kembali posisi pertama saat memasuki lap keempat.
Saat memasuki lap keempat, Gerry sempat kehilangan konsentrasi karena hujan deras tiba-tiba mengguyur lintasan di Sirkuit Sentul. Namun, dua lap setelah turun hujan, wiraswasta ini mulai menemukan kembali irama permainannya, dan berkonsentrasi penuh menjaga kecepatan dengan stabil yang akhirnya berhasil menyelesaikan pertandingan di posisi pertama dengan catatan waktu terbaik Best time 1:50:003 menit.
Saya akui, seri ketiga ETCC 3000 kelas Master ini jauh lebih ketat dibanding seri dua lalu. Perbedaan waktu yang tipis dengan pembalap dibelakang saya saat start membuat saya harus berkonsentrasi menjaga kecepatan hingga akhir finish. Dan untuk seri keempat yang rencananya digelar di BSD nanti, kemungkinan saya akan up grade suspensi, mengingat jarak lintasan di BSD nanti lebih pendek dan kontruksi jalan yang mungkin berbeda dengan Sentul, ungkap Gerry turun membawa nama Tim Astra.
Dengan hasil naik podium pertama di seri ketiga ini, Gerry kini menempati peringkat pertama secara keseluruhan kelas Master ETCC 3000. Saya akan terus menjaga penampilan saya, agar bisa menjadi juara pertama nasional hingga seri terakhir nanti, tukas Gerry dengan penuh optimis.
#split#
Sedangkan untuk ETCC 2000, persaingan ketat juga terjadi antara Aldio Oekon yang membawa nama Pertamax Motorsport dengan Radityo Mahendra Hutomo (Privateer).
Radityo yang menempati posisi start kedua dibawah Aldio, saat start dimulai langsung menyusul Dio di lap pertama. Namun, di lap berikutnya Dio berhasil menyusul Radit kembali. Dan di lap ketiga, faktor keberuntungan ternyata menjauh dari Dio, karena saat lap ketiga berjalan, mesin mobil Dio bermasalah pada engine cut off nya, yang memaksanya harus masuk ke dalam pit untuk memeriksa kondisi mobil.
Setelah Dio kembali ke lintasan, Aldio kembali memimpin di posisi pertama, tetapi setelah memasuki lap keenam hingga lap terakhir, Radit berhasil mendahului Aldio di urutan pertama dan pembalap lainnya di kelas berbeda. Dengan hasil ini, Radityo yang menunggangi BMW E36 tahun 2002 tersebut, bukan hanya tampil sebagai juara ETCC 2000 Kelas Master tetapi juga untuk Over All dengan catatan waktu terbaik 1:48:851 menit.
Jelang seri ketiga ini, saya melakukan beberapa kali latihan, agar bisa beradaptasi dengan mobil dan juga sirkuit. Untuk seri keempat nanti yang akan digelar di BSD City Grand Prix, mungkin persiapannya sama dengan pembalap lainnya, lebih mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan sirkuit baru, yang memang masih baru bagi kami, tutup sarjana hukum tersebut.
[/split]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar