Pages

Jumat, 15 Juni 2018

Selain Lezat, Ada Cerita Unik Dibalik Kuliner Khas Lebaran


Dengan bergemanya takbir, maka berakhirlah bulan suci Ramadhan. Setelah sebulan lamanya seluruh umat islam di dunia berpuasa dengan menahan nafsu, lapar dan dahaga. Kini tiba waktunya untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan saling bermaaf-maafan, mengunjungi sanak saudara, mudik ke kampung halaman, membeli baju baru dan tak lupa menyantap hidangan khas Lebaran.

Ketupat adalah makanan wajib yang harus ada diatas meja makan, ditemani dengan opor ayam, semur dan makanan lainnya. Paling pas disantap setelah sholat Idul Fitri.

Ternyata ketupat yang dibentuk dari anyaman daun kelapa lalu diisi dengan beras, memiliki filosofi dan sejarah yang panjang. Dan bukan hanya itu, tetapi makanan lainnya juga punya kisah-kisah menarik dibalik kelezatannya. Yuk! kita lihat, ada makanan apa saja :

1. Ketupat


Dipopulerkan pertama kali oleh salah satu Walisongo, yaitu Sunan Kalijaga.

Ketupat berasal dari kata kupat yang memiliki makna ganda, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).

Laku papat alias empat tindakan yang dimaksud adalah luberan, leburan, lebaran, dan laburan.

Keempatnya bermakna berakhirnya puasa dan berbagi rezeki berlimpah yang berarti zakat fitrah, peleburan dosa, dan memutihkan kembali hati.

2. Opor



Teman makan ketupat saat Lebaran ini, dibuat dari kuah santan. Kata santan memiliki bunyi yang mirip dengan pangapunten (permintaan maaf).

Jadi penyuguhan opor sebagai pendamping ketupat memiliki makna simbolis mengakui kesalahan dengan tulus dan diikuti meminta maaf.

3. Rendang



Disebut salah satu makanan terlezat di dunia dan memiliki tempat terpuji di dalam khazanah kuliner Minangkabau.

Rendang dianggap sebagai lambang musyawarah dan mufakat yang membentuk masyarakat Minang.

Pasalnya makanan ini terdiri dari empat unsur penting, yaitu dagiang (daging) yang mewakili para pemuka adat atau niniak mamak, karambia (kelapa) yang melambangkan kaum pemikir (candiak pandai), lado (cabe) sebagai perwujudan kaum alim ulama, serta bumbu yang menjadi penyelaras dan pemersatu keseluruhan.

Karena maknanya yang luhur, rendang menjadi hidangan wajib dalam setiap upacara adat, kenduri, pesta atau hari raya.

4. Telur Pindang



Bernama asli telur teh ini, berasal dari khazanah kuliner Tionghoa. Telur yang direbus dengan teh hitam dan berbagai jenis rempah. Kerap disajikan bersama panganan perayaan, karena dianggap sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran.

Ketika sampai di Indonesia, telur teh dimasak tanpa menggunakan daun teh. Biasanya lebih sering menggunakan daun jambu, kulit bawang merah, atau kecap untuk menghitamkan telur.

Karena telur yang direbus dengan cara ini lebih tahan lama, lantas berkembanglah teknik mengawetkan makanan pindang.

5. Lepet



Berbahan dasar ketan yang dibungkus daun kelapa ini banyak dijumpai di pasar tradisional menjelang Lebaran.

Lepet merupakan kependekan dari frasa silep kang rapet yang berarti dikubur rapat-rapat.

Makna di balik frasa ini adalah kesalahan yang sudah diakui tadi harus dimaafkan dan dipendam, tak boleh diungkit lagi agar persaudaraan semakin rapat seperti lepet yang lengket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar