Kemudahan dalam mengajukan pinjaman online kini sudah bisa dirasakan siapapun. Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia pun terbantu karena kebutuhan mereka akan pinjaman dana cepat bisa terpenuhi. Penyebabnya? Banyak fintech yang layanannya sudah mencakup seluruh Indonesia. Namun, di sisi lain kemudahan ini bisa jadi buaian dan jika lalai hutang yang diajukan bisa memberatkan si peminjam. Pada akhirnya, keterlambatan bayar yang datang dengan segala konsekuensinya pun harus ditanggung oleh peminjam.
Konsekuensi telat bayar bisa saja terjadi, seperti:
Denda dan bunga terus menumpuk
Hal terkait bunga pinjaman dan denda keterlambatan pelunasan seharusnya sudah dipahami peminjam sebelum mengajukan pinjaman online. Jika terlambat melunasi tagihan, tidak hanya denda yang harus ditanggung, namun juga bunga pinjaman yang masih tetap berjalan sampai pinjaman dilunasi.
Riwayat kredit jadi buruk
Sistem yang ada di fintech mencatat dan menilai semua riwayat aktivitas pinjaman yang digunakan untuk menentukan kelayakan peminjam untuk mengajukan pinjaman berikutnya, atau yang disebut dengan sistem credit scoring. Sehingga jika peminjam terlambat melakukan pembayaran, otomatis credit score peminjam akan memburuk dan muncul kemungkinan untuk ditolak dalam pengajuan pinjaman berikutnya.
Aktivitas terganggu
Prosedur perusahaan pemberi pinjaman jika menghadapi kasus peminjam yang terlambat melakukan pembayaran adalah menghubungi pihak peminjam, baik melalui telepon ataupun mendatangi langsung ke tempat tinggal. Tentu saja hal ini akan mengganggu peminjam.
Sebelum mengajukan pinjaman, ada baiknya Sobat Pintar mempertimbangan hal-hal berikut supaya tidak memberatkan keuangan:
Tujuan meminjam
Matangnya pertimbangan akan seberapa penting dana pinjaman akan dimanfaatkan merupakan hal yang krusial. Jangan sampai dana yang dipinjam digunakan untuk bersenang-senang saja. Apalagi kalau pinjam uang untuk melunasi hutang lainnya, atau istilahnya gali lubang, tutup lubang. Perilaku ini tentunya tidak sehat untuk kondisi keuangan, karena akan terjebak dalam lingkaran hutang.
Angsuran tidak lebih dari 30% penghasilan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa angsuran bulanan seseorang maksimal 30% dari pendapatan bulanan mereka. Kalau sudah melebihi angka tersebut, besar kemungkinan kalau hutang akan terasa memberatkan.
Periksa detail pinjaman
Menjadi seorang peminjam juga harus cermat sebelum mengajukan pinjaman. Ketahui dahulu besaran bunga masing-masing produk pinjaman yang ditawarkan plus lama tenor pinjaman. Setelah mengetahui hal tersebut secara mendetail, hitung juga kemampuan bayar tagihan agar tidak keteteran saat mendekati jatuh tempo pelunasan.
Berhutang pada fintech yang terpercaya
Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah legalitas dari Fintech penyedia pinjaman. Pastikan kalau Fintech tersebut sudah terdaftar di OJK dan memiliki izin untuk melakukan transaksi keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar