Bidik Pemilih Milenial
Muslim Siap Maju Di Pileg Jabar
Muslim Siap Maju Di Pileg Jabar
Muslim Jaya Butar butar, Politisi Partai Golkar makin mantap dan siap berkompetisi sebagai caleg (calon anggota legislatif) untuk DPRD Provinsi Jabar di pemilu legislatif (pileg) 2019 mendatang.
Lewat Partai Golkar dan dari Daerah Pemilihan (dapil) 8 yang meliputi Kota Bekasi & Depok, Muslim giat turun kebawah blusukan menyapa warga. "Insya Allah saya siap maju di pemilu legislatif. Tinggal tunggu DCS (Daftar Calon Sementara dan DCT (Daftar Calon Tetap)," tutur Muslim saat berkunjung silaturahim ke rumah warga di Kelurahan Pondok Melati.
Muslim Pakai Peci Kemeja Putih
Muslim mengaku ditempatkan di nomor urut 3 caleg golkar dari dapil 8 untuk pileg DPRD Provinsi Jabar. Berdasarkan kalkulasi perolehan suara hasil pileg Kota Bekasi, dan model perhitungan suara terbanyak dengan model 1,3 dan 5, atau membagi habis sisa suara, Muslim optimistis Golkar bisa meraih 2 hingga 3 kursi untuk DPRD Provinsi Jabar dari dapil 8.
"Optimistis dong, masa maju nggak yakin dapat kursi," katanya.
Didapil 8, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar mengalokasikan 11 kursi. Artinya, ratusan caleg dari 15 partai politik peserta pemilu 2019 bakal berkompetisi merebut 11 kursi / 11 orang akan dilantik jadi anggota DPRD Provinsi Jabar mewakili dua wilayah tersebut.
Muslim mengaku punya strategi jitu biar bisa terpilih. Salah satunya membidik pemilih pemula atau generasi milenial. "Karena itu yang potensial dan jumlahnya di Kota Bekasi dan Depok cukup signifikan," katanya.
Serap Aspirasi.
Sabtu (21/07/2018), Muslim berkunjung bersilaturahmi kesalah satu warga di Rt02/03 Kelurahan Jati Murni Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Pada pertemuan itu, ada juga perwakilan warga di Kelurahan Jati Murni yang ikut gabung. Mereka gabung karena penasaran, ada caleg yang mau datang. Benar saja, pertemuan hangat itu jadi kesempatan warga untuk menyampaikan keinginannya.
Keinginan warga kompak, bukan lagi soal fasilitas jalan. Tapi menurut mereka perlunya sekolah SMP Negeri ditambah. Perwakilan warga menilai, minimal mesti ada 2 sekolah SMP Negeri di Kecamatan Pondok Melati.
Aturan zonasi, cukup merepotkan anak-anak mereka, mengingat banyak jumlah penduduk di Kec Pondok Melati dan sayangnya, cuma ada 1 pilihan sekolah Negeri di wilayah ini. Berbeda dengan kec lain yang punya 3 sampai dengan 4 SMP Negeri untuk satu kecamatan. Mayoritas warga pondok melati masih pilih sekolah negeri dengan alasan, sekolah di swasta, biayanya itu mahal bangetttt dan mereka mengaku tak mampu.
Mendengar keluhan ini, Muslim pun mencatatnya dan siap membawa aspirasi warga tersebut untuk disampaikan ke pemangku kebijakan. Menurutnya, persoalan ini bisa lebih mudah diperjuangkan jika dirinya terpilih jadi anggota legislatif yang nantinya punya fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat.
"Mohon doanya saja saya bisa mewakili aspirasi bapak-bapak disini. Niat saya kerja tulus dengan hati," katanya.
Muslim mengaku maju pileg lantaran dirinya merasa terpanggil dan supaya bisa lebih banyak mengabdi atau bermanfaat bagi masyarakat. "Kalau dari sisi penghasilan jelas enak jadi lawyer. Tapi tujuan utama saya bukan lagi soal itu, tapi ini panggilan jiwa dan soal pengabdian yang luas," tegas Muslim.
Pertemuanpun berakhir ditutup dengan makan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar