Lembaga Pemerintah Brasil baru-baru ini merilis sebuah video yang memperlihatkan seorang pria yang diyakini merupakan satu-satunya penyintas suku Amazon yang selamat dari serangan pada 1995. Pria ini terlihat tengah menebang pohon dengan kapak di Tanaru, wilayah pedalaman yang dikelilingi perkebunan swasta dan penggundulan hutan di negara bagian Rondonia.
Menurut Fundação Nacional do Índio (FUNAI), badan Pemerintah Brasil yang melindungi suku asli, Guaporé Ethno-Environmental Protection Front, telah memantau pria tersebut tanpa pernah berbicara dengannya. Lembaga itu juga memastikan pria yang diyakini berusia 50-an tahun tersebut terlindungi dari ancaman eksternal, dengan mencegah siapa pun masuk sehingga dapat membahayakannya, seperti dilansir dari ABC News.
Berdasarkan data dari FUNAI, maraknya pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan di Rondonia berakibat pada penyerangan terhadap penduduk pedalaman pada 1980-an. Pria yang terekam video diduga merupakan satu-satunya yang selamat dari kelompok suku terakhir yang terdiri dari enam orang. Namun, mereka diserang pada 1995 dengan hanya menyisakan satu orang.
Direktur Penelitan dan Advokasi Survival International, Fiona Watson menduga ada motivasi politik di balik perilisan video tersebut. "Kongres didominasi pengusaha agribisnis. Sementara Funai telah memangkas anggarannya. Ada serangan besar terhadap hak penduduk asli di negara ini," ungkapnya.
Menurut Fundação Nacional do Índio (FUNAI), badan Pemerintah Brasil yang melindungi suku asli, Guaporé Ethno-Environmental Protection Front, telah memantau pria tersebut tanpa pernah berbicara dengannya. Lembaga itu juga memastikan pria yang diyakini berusia 50-an tahun tersebut terlindungi dari ancaman eksternal, dengan mencegah siapa pun masuk sehingga dapat membahayakannya, seperti dilansir dari ABC News.
Berdasarkan data dari FUNAI, maraknya pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan di Rondonia berakibat pada penyerangan terhadap penduduk pedalaman pada 1980-an. Pria yang terekam video diduga merupakan satu-satunya yang selamat dari kelompok suku terakhir yang terdiri dari enam orang. Namun, mereka diserang pada 1995 dengan hanya menyisakan satu orang.
Direktur Penelitan dan Advokasi Survival International, Fiona Watson menduga ada motivasi politik di balik perilisan video tersebut. "Kongres didominasi pengusaha agribisnis. Sementara Funai telah memangkas anggarannya. Ada serangan besar terhadap hak penduduk asli di negara ini," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar