Berbicara dengan permen obat batuk yang masih berada di mulutnya saat rapat, seorang politisi perempuan di Kumamoto, Jepang bernama Yuka Ogata langsung diusir tanpa mendapat kesempatan untuk menjelaskan kondisinya. Dilansir dari The Guardian, saat kejadian Ogata mengaku dirinya tak enak badan sehingga memutuskan makan obat itu agar anggota dewan lain tak terganggu dengan suara batuknya.
Karena peristiwa itu, anggota dewan memutuskan untuk menunda rapat selama delapan jam meski dilaporkan tak ada larangan untuk makan dan minum di ruang rapat. Wali Kota Kumamoto Kazufumi Onishi berkata, Ogata telah melanggar aturan yang berfungsi melindungi integritas dewan kota.
"Sangat mengecewakan orang dewasa sepertinya bisa berbicara dengan mulut masih berisi obat batuk. Ogata harus mengakui kesalahannya," terang Onishi. Mendapat tudingan demikian, Ogata menjelaskan publik telah salah mengerti memaknai masalah yang menimpa dirinya disebabkan perilakunya. Menurut dia, masalah utamanya terletak pada perseteruannya dengan anggota dewan lain, terutama sosok yang lebih senior.
Pada November 2017, Ogata juga sempat menuai kritikan dan membuat sidang terlambat 40 menit karena membawa anaknya ke ruangan. Saat itu, meski tak ada peraturan membawa anak, sejumlah anggota dewan menyebut anak Ogata bisa dikategorikan sebagai pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar