Pages

Sabtu, 03 November 2018

Akibat Melemahnya Rupiah, Sektor Industri Terancam Kolaps


Infoindo.id – Akibat melemahnya nilai tukar rupiah mata uang Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat (USD) serta perang dagang antara Amerika Serikat dan China memberi dampak negatif di bidang industri di Indonesia khususnya di Jawa Barat (Jabar).

Menurut Deddy Widjaya, Ketua Badan Pengurus Provinsi (BPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) daerah provinsi Jawa Barat menjelaskan, sektor ini tidak mengalami pertumbuhan bisnis yang baik akibat saat ini kondisi dunia usaha global yang tidak menentu dan tidak stabil.

“Sekarang bisnis sektor industri di Indonesia khususnya daerah Bandung, Jawa Barat tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan. Yang terjadi justru sebaliknya slow down,” ucap Deddy di Bandung, Jawa Barat.

Masih menurut Deddy, depresiasi rupiah yang terjadi di Indonesia sangat terasa di dunia industri dan usaha di Jawa Barat.

Industri di Jawa Barat
Akibatnya penjualan produk menjadi semakin melambat mengakibatkan produk akhirnya menumpuk dan tidak dapat disalurkan ke konsumen-konsumen.

Banyak produk-produk yang tidak tersebar ke pasar-pasar , baik pasar domestik maupun ekspor.

Kondisi seperti ini hampir tidak pernah terjadi di 10 tahun belakangan ini. Yang ada ini dapat membuat pendapatan industri tersendat.

Sementara itu, industri harus tetap berjalan atau beroperasi agar tetap bisa menggaji karyawan yang berkerja. Tidak terserapnya produk yang dihasilkan industri menyebabkan beban industri kian semakin berat.

Bila kondisi itu terus berlangsung lama dan berlanjut serta tidak ada pembenahan dari pemerintah, maka dapat dikhawatir akan semakin banyak lagi industri kecil, sedang, dan besar yang akan kolaps.

Jika itu terjadi maka angka pengangguran akan semakin bertambah, sebab industri yang kolaps pasti tidak akan dapat mempekerjakan karyawannya lagi.

Dapat kita bayangkan bagaimana nasib karyawan yang di PHK akibat industri kolaps.

Lanjut Deddy, kondisi itu paling terasa pada sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Berdasar informasi yang didapatkan, ujar Dedy, 30% industri di Jawa Barat bakal berhenti beroperasi di akhir 2018 nanti.

Penyebabnya karena harga bahan baku yang terus naik karena pengaruh depresiasi rupiah dan produk yang tidak terserap oleh pasar.

“Akibat kondisi yang seperti ini, PHK massal akan menjadi momok yang membayangi ratusan bahkan ribuan pekerja.

Kami harap ada langkah-langkah konkret yang telah dipersiapkan oleh pemerintah untuk menyelamatkan industri agar PHK massal tidak terjadi,” ujar Dedy.

Semoga apa yang saya sampaikan tadi tidak akan terjadi, kita mendoakan yang terbaik buat Indonesia, “tutup Deddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar