Modcom, Jakarta - Tidak bisa dipungkiri, masih banyak dikalangan masyarakat tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mengganti busi mobil. Padahal jika kita merujuk pada buku panduan atau manual book, busi itu harus diganti setelah mobil menempuh jarak 20.000Km atau bisa dihitung dengan 2 kali ganti oli mesin.
sumber: shutterstock
Menurut Diko Oktaviano, Technical Support NGK Busi Indonesia, para pemakai mobil juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat mengganti busi. Kami anjurkan
pergantian busi standar dilakukan setelah mobil menempuh jarak 20.000Km atau bisa juga dengan perhitungan 2 kali ganti oli mesin. Itu semua sudah dicatat disetiap manual book."
Selain itu, Diko juga menjelaskan bahwa waktu pergantian busi itu ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah kilometer penggunaan, kedua karena faktor kerusakan. "Jika sebelum memasuki 20.000Km busi sudah mulai rusak, ya baiknya langsung diganti. Rusak disini bisa dilihat dari wujud busi yang sudah mulai menghitam pada bagian elektroda dan terlihat garis hitam pada bagian insulator (keramik) busi."
Alasan lain mengapa busi harus diganti setelah menempuh jarak 20.000Km adalah karena busi juga memiliki jam terbang. "Artinya setelah menempuh jarak 20.000Km performa busi mulai menurun. Busi memang masih bisa bekerja setelah menempuh jarak tersebut, namun tidak akan bekerja secara maksimal," kata Diko saat kegiatan Coaching Clinic di Pabrik NGK, Jakarta Timur (24/11).
Sementara untuk busi dengan tipe G Power dan Iridium IX yang dimiliki NGK, tingkat kerusakan mungkin bisa sama ataupun lebih lama dari tipe standar. Sedangkan tipe yang paling tinggi dengan kandungan Elektroda Ground Platinum dengan logam mulia ganda bisa bertahan hingga 100 ribu Km.
"Pada tipe logam mulia tunggal penggunaanya hanya pada elektroda pusat sehingga kerusakan mungkin terjadi pada elektroda ground, sehingga lifetime mungkin sama ataupun lebih lama dari tipe standar,” terangnya.
Berdasarkan catatan hasil pengujian rata-rata kendaraan secara umumnya, hasil jangka waktu pemakaian busi akan berbeda pada setiap kendaraan bergantung pada merek dan jenis mesin yang digunakan mobil.
sumber: shutterstock
Menurut Diko Oktaviano, Technical Support NGK Busi Indonesia, para pemakai mobil juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat mengganti busi. Kami anjurkan
pergantian busi standar dilakukan setelah mobil menempuh jarak 20.000Km atau bisa juga dengan perhitungan 2 kali ganti oli mesin. Itu semua sudah dicatat disetiap manual book."
Selain itu, Diko juga menjelaskan bahwa waktu pergantian busi itu ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah kilometer penggunaan, kedua karena faktor kerusakan. "Jika sebelum memasuki 20.000Km busi sudah mulai rusak, ya baiknya langsung diganti. Rusak disini bisa dilihat dari wujud busi yang sudah mulai menghitam pada bagian elektroda dan terlihat garis hitam pada bagian insulator (keramik) busi."
Alasan lain mengapa busi harus diganti setelah menempuh jarak 20.000Km adalah karena busi juga memiliki jam terbang. "Artinya setelah menempuh jarak 20.000Km performa busi mulai menurun. Busi memang masih bisa bekerja setelah menempuh jarak tersebut, namun tidak akan bekerja secara maksimal," kata Diko saat kegiatan Coaching Clinic di Pabrik NGK, Jakarta Timur (24/11).
Sementara untuk busi dengan tipe G Power dan Iridium IX yang dimiliki NGK, tingkat kerusakan mungkin bisa sama ataupun lebih lama dari tipe standar. Sedangkan tipe yang paling tinggi dengan kandungan Elektroda Ground Platinum dengan logam mulia ganda bisa bertahan hingga 100 ribu Km.
"Pada tipe logam mulia tunggal penggunaanya hanya pada elektroda pusat sehingga kerusakan mungkin terjadi pada elektroda ground, sehingga lifetime mungkin sama ataupun lebih lama dari tipe standar,” terangnya.
Berdasarkan catatan hasil pengujian rata-rata kendaraan secara umumnya, hasil jangka waktu pemakaian busi akan berbeda pada setiap kendaraan bergantung pada merek dan jenis mesin yang digunakan mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar