
Badan investigasi negara merilis sebuah video yang memperlihatkan seorang pemuda Rusia bernama Artyom Tepper yang berencana membunuh kedua orangtuanya dan adik perempuannya yang berusia 10 tahun, untuk menguasai harta orangtuanya yang kaya.
Artyom Tepper menyewa pembunuh bayaran yang ternyata dalah seorang polisi yang menyamar. Kepada sang "pembunuh" Artyom membayar uang muka sebesar 3,2 juta rubel atau sekitar Rp 690 juta. Dia menjanjikan akan membayar sisa uang jika sudah mendapatkan warisan dari orangtuanya yang kaya. Sang "pembunuh" menyepakati pembayaran itu dan berjanji bertemu Artyom beberapa hari kemudian.
Saat pembunuh bayaran bertemu Artyom dan memperlihatkan sejumlah foto yang memperlihatkan "jenazah" ayah dan ibu pemuda itu tergeletak bersimbah darah. Saat melihat foto itu, Artyom nampaknya baru menyadari betapa kejam rencananya. Wajahnya seketika menjadi pucat dan dia berteriak. Saat itulah, beberapa orang polisi datang dan langsung meringkus Artyom.
Setahun setelah penangkapannya, pengadilan kota Sochi, Rusia menjatuhkan hukuman 6,5 tahun penjara. Keluarga Artyom pun tidak menaruh kebencian tetapi berjanji untuk menunggu waktu pembebasannya. Dilansir dari The Sun, ayah Artyom adalah seorang pensiunan polisi bernama Igor Tepper (50), yang kini menjadi pengusaha di Sochi, melaporkan anaknya. Dia curiga Artyom berencana membunuhnya karena memiliki sifat serakah.
Igor bahkan pernah memergoki Artyom memasukkan pil beracun ke teko tempat memasak air. Gagal dengan pil beracun, Artyom kemudian berencana menggunakan merkuri di mobil orangtuanya. Namun, usaha ini juga gagal. Artyom tak hanya menyewa pembunuh bayaran tetapi dia juga menggambarkan denah kediaman orangtuanya. Dia juga menunjukkan lokasi CCTV dan cara menghindari anjing penjaga. Tak hanya itu, kepada pembunuh yang disewanya, Artyom bersikukuh adiknya yang masih kecil juga harus dihabisi. Setelah Artyom mengakui semua perbuatannya, barulah dia diberitahu bahwa kedua orangtua dan adiknya masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar