Setelah melahirkan putrinya, seorang wanita bernama Cherelle Farrugia (26) asal Cardiff, didiagnosis menderita alergi langka yang disebut aquagenic urticaria atau alergi terhadap air. Cherelle Farrugia akan merasa gatal di sekujur tubuhnya jika bersentuhan dengan air.
"Sebelum melahirkan saya sama sekali tidak memiliki masalah dengan air, saya mandi tiga kali sehari. Namun mandi pertama setelah saya melahirkan, saya mendapat ruam di sekujur tubuh saya," ujar Farrugia, dikutip New York Post.
Ruam muncul di sebagian kulit perut, bahu, punggung, hingga leher. Bahkan terkadang menyebar ke wajah jika reaksi alerginya sedang sangat buruk. Menurut dokter, hal itu terjadi karena perubahan hormon Farrugia setelah ia melahirkan. Kondisi medis yang dialami Farrugia tergolong langka, dengan hanya ada 40 kasus yang tercatat di seluruh dunia.
Sebelum menemukan pakar yang akhirnya mendiagnosis dirinya dengan alergi air, wanita berusia 26 tahun itu mengatakan, dokter tidak menganggap serius gejala yang dialaminya. Dokter semula menyarankan dirinya mengganti produk mandi atau handuknya.
"Saya menjadi sangat kesal dan berpikir tidak akan ada yang menganggap saya serius." "Ketika saya menemui ahli alergi swasta dan dia mengatakan kepada saya bahwa saya mengidap aquagenic urticaria, saya merasa sangat bersyukur karena ada yang akhirnya mengerti," ujarnya.
Farrugia mengaku masih bisa mandi, namun itu dilakukannya pada pagi hari dan sangat singkat. "Saya biasa mandi di pagi hari dan melakukannya dengan sangat singkat dan mengalihkan perhatian dengan kegiatan lain saat reaksi alergi terjadi," kata dia. Farrugia mengatakan masih banyak yang tidak dia ketahui tentang kondisinya, termasuk apa yang akan terjadi apabila dia pergi berenang.
Farrugia mengatakan dirinya tetap dapat minum air karena alergi tidak mempengaruhi tubuhnya dari dalam. Dia juga beruntung karena memiliki keluarga dan teman-teman yang mendukung serta membantu aktivitasnya sehari-hari.
"Sebelum melahirkan saya sama sekali tidak memiliki masalah dengan air, saya mandi tiga kali sehari. Namun mandi pertama setelah saya melahirkan, saya mendapat ruam di sekujur tubuh saya," ujar Farrugia, dikutip New York Post.
Ruam muncul di sebagian kulit perut, bahu, punggung, hingga leher. Bahkan terkadang menyebar ke wajah jika reaksi alerginya sedang sangat buruk. Menurut dokter, hal itu terjadi karena perubahan hormon Farrugia setelah ia melahirkan. Kondisi medis yang dialami Farrugia tergolong langka, dengan hanya ada 40 kasus yang tercatat di seluruh dunia.
Sebelum menemukan pakar yang akhirnya mendiagnosis dirinya dengan alergi air, wanita berusia 26 tahun itu mengatakan, dokter tidak menganggap serius gejala yang dialaminya. Dokter semula menyarankan dirinya mengganti produk mandi atau handuknya.
"Saya menjadi sangat kesal dan berpikir tidak akan ada yang menganggap saya serius." "Ketika saya menemui ahli alergi swasta dan dia mengatakan kepada saya bahwa saya mengidap aquagenic urticaria, saya merasa sangat bersyukur karena ada yang akhirnya mengerti," ujarnya.
Farrugia mengaku masih bisa mandi, namun itu dilakukannya pada pagi hari dan sangat singkat. "Saya biasa mandi di pagi hari dan melakukannya dengan sangat singkat dan mengalihkan perhatian dengan kegiatan lain saat reaksi alergi terjadi," kata dia. Farrugia mengatakan masih banyak yang tidak dia ketahui tentang kondisinya, termasuk apa yang akan terjadi apabila dia pergi berenang.
Farrugia mengatakan dirinya tetap dapat minum air karena alergi tidak mempengaruhi tubuhnya dari dalam. Dia juga beruntung karena memiliki keluarga dan teman-teman yang mendukung serta membantu aktivitasnya sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar