
Dijanjikan uang senilai sembilan juta dollar AS atau sekitar Rp 128,4 miliar oleh seorang pria yang ditemuinya di internet bernama Darin Schilmiller asal Indiana, seorang remaja berusia 18 tahun di Alaska, Amerika Serikat (AS) bernama Denali Brehmer tega membunuh sahabatnya yang bernama Cynthia Hoffman.
Dilansir dari AFP, Schilmiller menggunakan identitas palsu dan memperkenalkan diri sebagai jutawan bernama "Tyler". Dokumen memperlihatkan bahwa keduanya menjalin hubungan asmara secara online, dan sempat mendiskusikan rencana untuk membunuh dan memperkosa seseorang di Alaska.
Otoritas menuturkan Hoffman dijebak ke sebuah kawasan mendaki di timur laut Anchorage. Remaja 19 tahun itu kemudian mulutnya diselotip dan ditembak dari belakang. Jenazahnya ditemukan dua hari kemudian. Ayah Hoffman menuturkan, putrinya itu mempunyai pikiran seperti anak 12 tahun serta masalah dalam menangkap pelajaran.
Media lokal memberitakan, Hoffman dibujuk untuk dibawa ke Thunderbird Falls bersama Brehmer dan bocah 16 tahun bernama Kayden McIntosh yang menyamar. Adalh McIntosh yang menembak bagian belakang kepala Hoffman menggunakan senjata yang dibawa Brehmer, dan membuang jenazahnya ke sungai.
Aparat menjelaskan Brehmer kemudian memberi bukti pembunuhan itu berupa video dan gambar ketika Hoffman diikat dan setelah dibunuh melalui Snapchat. Baik Brehmer dan McIntosh kemudian ditahan. Schilmiller bersama tiga orang yang merencanakan serta melaksanakan rencana pembunuhan itu juga dibekuk. Dalam persidangan, terungkap Schilmiller juga memerintahkan Brehmer untuk melakukan penyerangan seksual terhadap bocah umur sembilan dan 15 tahun, dan merekam videonya.
Brehmer pun dijerat tak hanya dengan pembunuhan tingkat satu, konspirasi, memproduksi, dan menyebarkan konten pornografi anak yang membuatnya bisa dijerat hingga 80 tahun. Jaksa untuk Distrik Alaska Bryan Schroder kepada juri maupun pengunjung sidang langsung memberi peringatan baik kepada para remaja maupun orangtuanya. "Meski banyak memberikan sumbangsih baik, internet ternyata juga bisa menjadi tempat yang gelap. Jadi, lakukanlah hal bijak dengan mengawasi aktivitas anak anda di sana," tegas Schroder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar