Sengaja melempar seorang bocah lima tahun dari lantai tiga sebuah pusat perbelanjaan Mall of America di Minnesota, seorang pria bernama Emmanuel Aranda (24) dijatuhi hukuman 19 tahun penjara. Emmanuel Aranda mengatakan kepada polisi, dia "mencari seseorang untuk dibunuh". Pilihan Aranda kemudian jatuh kepada seorang bocah laki-laki berusia lima tahun bernama Landen.
Orangtua Landen menyebut aksi Aranda sebagai sebuah "niat untuk membunuh dan menghancurkan". Beruntung, meski jatuh dari ketinggian 12 meter, nyawa Landen bisa diselamatkan meski harus melalui sejumlah pembedahan. Orangtua bocah itu menyebut pemulihan Landen dari trauma di kepala dan sejumlah patah tulang merupakan sebuah keajaiban. Sejauh ini belum diperoleh kabar terbaru terkait kondisi bocah tersebut.
Aranda mengaku bersalah atas satu dakwaan melakukan percobaan pembunuhan sebagai bagian dari kesepakatan dengan jaksa. Setelah mendengarkan keputusan hakim, Aranda tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sejumlah media mengabarkan, kepada polisi Aranda sempat mengatakan, dia mencoba mendekati sejumlah perempuan di pusat perbelanjaan itu tetapi gagal. Kegagalannya itulah yang memicu kemarahannya yang berujung dengan perilaku agresif. Kepada polisi, Aranda juga mengatakan, awalnya dia berencana membunuh orang dewasa sebelum memilih Landen menjadi korbannya.
Keluarga dan kerabat Aranda mengatakan, pria itu sudah keluar masuk berbagai jenis terapi kejiwaan. Meski demikian, saat persidangan, kuasa hukum Aranda tidak menggunakan alasan gangguan kejiwaan sebagai bentuk pembelaan, seperti dilansir dari Daily Mail.
Orangtua Landen menyebut aksi Aranda sebagai sebuah "niat untuk membunuh dan menghancurkan". Beruntung, meski jatuh dari ketinggian 12 meter, nyawa Landen bisa diselamatkan meski harus melalui sejumlah pembedahan. Orangtua bocah itu menyebut pemulihan Landen dari trauma di kepala dan sejumlah patah tulang merupakan sebuah keajaiban. Sejauh ini belum diperoleh kabar terbaru terkait kondisi bocah tersebut.
Aranda mengaku bersalah atas satu dakwaan melakukan percobaan pembunuhan sebagai bagian dari kesepakatan dengan jaksa. Setelah mendengarkan keputusan hakim, Aranda tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sejumlah media mengabarkan, kepada polisi Aranda sempat mengatakan, dia mencoba mendekati sejumlah perempuan di pusat perbelanjaan itu tetapi gagal. Kegagalannya itulah yang memicu kemarahannya yang berujung dengan perilaku agresif. Kepada polisi, Aranda juga mengatakan, awalnya dia berencana membunuh orang dewasa sebelum memilih Landen menjadi korbannya.
Keluarga dan kerabat Aranda mengatakan, pria itu sudah keluar masuk berbagai jenis terapi kejiwaan. Meski demikian, saat persidangan, kuasa hukum Aranda tidak menggunakan alasan gangguan kejiwaan sebagai bentuk pembelaan, seperti dilansir dari Daily Mail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar