Melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolahnya, seorang remaja 19 tahun di Bangladesh bernama Nusrat Jahan Rafi tewas dibakar hidup-hidup. Kasusnya Berawal dari Maret, ketika itu Nusrat melapor ke polisi karena Doula memanggilnya ke kantor dan menyentuhnya secara tak pantas. Polisi memang mencatat kasus itu. Namun, mereka mengatakan bahwa pelecehan sekaligus itu "bukan masalah besar". Meski begitu, mereka tetap memprosesnya dan menahan Doula. Polisi menyatakan, Doula dari penjara memerintahkan agar Nusrat dibunuh.
Pada 6 April, remaja 19 tahun itu dijebak di atas sekolah di mana dia dikepung oleh para pelaku. Di antaranya adalah dua teman sekelasnya. Mereka, termasuk dua politisi dari Partai Liga Awami, mendesak agar dia mencabut laporan tersebut. Ketika Nusrat menolak, para pelaku menyekapnya. Mereka mengikat dan menyiram Nusrat dengan bensin sebelum membakarnya. Para pelaku dilaporkan ingin Nusrat seolah-olah bunuh diri.
Namun, Nusrat bisa melarikan diri dan turun ke bawah sebelum diselamatkan oleh pengguna jalan dan dilarikan oleh ambulans. Saat dirawat di rumah sakit, saudara Nusrat sempat merekam kalimat terakhirnya di mana dia menyebut sejumlah nama pelakunya. "Guru itu menyentuh saya dengan tidak pantas. Saya akan melawan kejahatan ini hingga akhir hayatku," terang Nusrat, seperti dilansir dari BBC.
Kasusnya mencuat dan menimbulkan unjuk rasa. Puncaknya adalah jaksa mempercepat pengusutan kasus itu, dengan 16 pelaku dihukum mati. Selain mereka, sebenarnya terdapat sejumlah polisi lokal. Mereka ditangkap karena menyebarkan informasi palsu perihal kematian Nusrat. Namun, mereka tidak ikut disidang karena disebut telah bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar