Sebuah gambar viral yang masih diragukan kebenarannya memperlihatkan sekor babi dijadikan sebagai boneka tes tabrak, binatang itu terlihat duduk di kursi anak-anak berwarna kuning, dengan dua kaki depannya diikat di bagian depan menggunakan tali. Diduga, babi itu menjadi subyek dari tes tabrak berkecepatan 48 kilometer per jam yang dilakukan oleh peneliti di China.
Dilansir dari Dailymail, kelompok pembela hak binatang mengaku geram atas kabar ini, di mana tujuh dari 15 ekor babi yang menjadi kelinci percobaan mati. Diyakini, babi itu tidak mendapat makanan dan minuman beberapa jam sebelum tes "kejam" itu dilakukan guna "mengurangi kegembiraan dan stres". Banyak dari hewan yang dijadikan sebagai bahan uji coba menderita luka. Seperti pendarahan, koyak, hingga luka di organ dalam.
Kepada harian Jerman Bild, juru bicara organisasi PETA Anne Meinert mengecam adanya foto itu. Anggota Partai Green Jerman Renate Kuenast menuturkan, perusahaan yang peduli keselamatan harusnya menggunakan boneka. Bukan babi. Dikatakan bahwa peneliti yang melakukan tes tersebut menuturkan, mereka menggunakan babi karena punya struktur anatomi "sama" dengan manusia.
Dilansir Daily Mail, peneliti bersikukuh mereka sudah berdasarkan pada panduan AS untuk membentuk laboratorium binatang. Bahwa kebijakan mereka sudah direstui dewan etik. PETA menyatakan, mereka pernah menggelar aksi protes yang membuat General Motors mengumumkan penghentian tes hewan pada 1993 silam. "Sangat mengerikan ketika melihat hewan-hewan itu ditabrakkan dengan kecepatan tinggi dalam tes tabrak," terang PETA kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar