Pages

Selasa, 24 Desember 2019

Banyak Tanda Lahir, Pendeta Ini Suruh Ibu Rusia Ini Bunuh Anaknya



Memiliki banyak tanda lahir, seorang ibu berusia 22 tahun di Rusia bernama Maria Khvostantseva pernah disuruh membunuh anaknya oleh seorang pendeta yang menolak membaptis bayi perempuannya. Dilansir dari Daily Mail, Maria Khvostantseva mengatakan dia dilecehkan secara online setelah mengungkapkan protesnya terhadap seorang pendeta setempat yang menolak untuk membaptis Vika.

Pendeta itu percaya Vika memiliki penyakit menular gara-gara melihat banyak tanda lahir hitam. Vika memiliki tanda lahir yang mencakup 80 persen tubuhnya. Ia didiagnosis mengalami nevi melanositosis kongenital yang besar, tambalan kulit yang gelap dan tidak bersifat kanker yang terdiri dari sel-sel penghasil pigmen yang disebut melanosit.



Maria mengatakan dia mengirim foto putrinya kepada seorang pendeta di kota Kurgan, Oblast Kurgan, Rusia. Tetapi pendeta itu kemudian menolak. Setelah curhatan Maria di media sosial viral, ia sempat diwawancara oleh televisi lokal. Ia mengaku mendapatkan banyak hujatan gara-gara unggahannya yang memprotes pendeta.

Maria berkata, "Saya mendapat banyak pesan dan telepon dari orang asing. Mereka menghina saya dan mendesak untuk membunuh bayi saya. Seorang wanita berkata kepada saya melalui telepon 'bunuh anakmu. Lemparkan ke bawah kereta'."

Polisi Rusia telah memulai penyelidikan terhadap dugaan pelecehan tersebut setelah Maria diwawancara. Maria mengatakan bahwa Vika, putrinya yang sekarang berusia enam bulan masih mendapatkan cacian saat di jalan. Bahkan seorang bidan menyuruh Maria menyerahkan bayinya untuk diadopsi.

Pendeta yang menolak membaptis anak perempuan Maria bahkan sempat minta bayaran. Oknum pendeta yang tidak disebutkan namanya itu bersedia membaptis asal diberi uang. Sementara itu Mikhail Nasonov, juru bicara Gereja Ortodoks Kurgan mengatakan kepada media setempat, "Kami berencana untuk melakukan penyelidikan internal setelah insiden itu. Pendeta yang dimaksud akan menghadapi tindakan disipliner. Kami mengutuk apa yang terjadi".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar