
Dengan alasan pelestarian alam, seorang fotografer dan konservatif alam asal Jepang bernama Masana Izawa melakukan noguso atau BAB di tempat terbuka selama 45 tahun sejak 1974. Masana Izawa tidak menggunakan kamar mandi di dalam rumahnya di Prefektur Ibaraki, Jepang. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk keterlibatannya dalam perjuangan penghentian pabrik pengolahan limbah yang sedang dibangun.
Izawa telah menyaksikan sungai-sungai yang kotor karena kotoran dari tetangganya, dan argumen-argumen dari para pejuang yang mencari solusi dari industrialisasi. Peristiwa-peristiwa itu membuatnya sadar bahwa tidak ada seorang pun yang mampu bertanggung jawab atas limbah mereka. Atas dasar itu dia bertekad untuk menjadi orang pertama yang akan melakukannya, seperti dilansir Daily Mirror.
Dasar dari komitmen tindakan Izawa sebenarya cukup filosofis mengingat itu berkaitan dengan sirkulasi alam. Menurut Izawa, manusia telah mencapai titik di mana dapat disingkirkan dari pasang surut kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengirim limbah toilet ke pabrik pengolahan, mengkremasi dan memakamkan orang yang dicintai, hewan ternak, peradaban industri akan mengekstraksi sumber daya dari bumi dan tidak dapat mengembalikan dalam bentuk yang dapat diproses.
Sejauh ini dia menerima respon positif. "Terdapat beberapa kritik terkait noguso ini, seperti berbahaya, tidak sehat, ilegal dan seterusnya. Tapi saya tetap merekomendasikannya (noguso)," ungkapnya. Hampir separuh abad untuk bisa merasa ringan di kehidupan alam terbuka, Izawa baru sekali ditangkap saat BAB oleh seorang tunawisma di Tokyo. Jika otoritas Jepang mengetahuinya, dia akan dikenakan sanksi berupa denda 10 ribu yen atau setara dengan Rp 1,2 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar