Seorang penjaga hutan India bernama Hari Kishan Madhwal menemukan sebuah danau glasial kecil dengan sesuatu yang aneh tampak di bawah air yang jernih. Rupanya, danau itu penuh dengan kerangka tulang manusia. Madhwal telah menemukan Danau Roopkund - yang kurang terkenal-atau juga disebut 'Skeleton Lake' alias Danau Tengkorak (tulang belulang) di Himalaya.
Dilansir BBC, saat itu pihak berwenang khawatir bahwa sisa tulang belulang itu merupakan sisa-sisa kerangka tentara Jepang yang mencoba menyusup ke India yang dikontrol Inggris. Namun, rupanya sekitar 500 kerangka manusia itu terlalu tua untuk diperkirakan sebagai sisa kerangka tentara Jepang.
Beberapa orang mengatakan, sisa kerangka itu milik tentara India kuno yang sedang kembali melintasi pegunungan dari pertempuran. Yang lainnya mengatakan, mereka adalah korban dari wabah penyakit. Badai hujan es yang ekstrem juga dipersalahkan. Sebuah lagu rakyat menyenandungkan kisah sekelompok orang tak beradab yang berjalan di dekat kuil Dewi Nanda Devi dalam ajaran Hindu di pegunungan Himalaya.
Sampel DNA terbaru dari 38 tulang yang diperiksa menunjukkan bahwa secara genetik mereka berasal dari 3 kelompok yang berbeda secara genetik. Menurut New York Times, sebanyak 23 dari tulang yang diperiksa terdiri dari pria dan wanita, merupakan keturunan nenek moyang khas Asia Selatan kontemporer dan tertimbun di danau antara abad ke-7 dan ke-10 alias tidak bersamaan. Beberapa kerangka itu tampak lebih kuno dari yang lainnya.
Para peneliti mencatat bahwa keberadaan Danau Roopkund pada rute yang dikenal peziarah Hindu zaman modern menjadi alasan beberapa orang Asia Selatan meninggal dalam perjalanan ziarah mereka. Namun, alasan itu kurang kuat menjelaskan keberadaan individu-individu keturunan Mediterania Timur yang sangat jauh. Sampai detik ini, Danau Roopkund alias Danau Tengkorak Himalaya masih menjadi misteri.
Dilansir BBC, saat itu pihak berwenang khawatir bahwa sisa tulang belulang itu merupakan sisa-sisa kerangka tentara Jepang yang mencoba menyusup ke India yang dikontrol Inggris. Namun, rupanya sekitar 500 kerangka manusia itu terlalu tua untuk diperkirakan sebagai sisa kerangka tentara Jepang.
Beberapa orang mengatakan, sisa kerangka itu milik tentara India kuno yang sedang kembali melintasi pegunungan dari pertempuran. Yang lainnya mengatakan, mereka adalah korban dari wabah penyakit. Badai hujan es yang ekstrem juga dipersalahkan. Sebuah lagu rakyat menyenandungkan kisah sekelompok orang tak beradab yang berjalan di dekat kuil Dewi Nanda Devi dalam ajaran Hindu di pegunungan Himalaya.
Sampel DNA terbaru dari 38 tulang yang diperiksa menunjukkan bahwa secara genetik mereka berasal dari 3 kelompok yang berbeda secara genetik. Menurut New York Times, sebanyak 23 dari tulang yang diperiksa terdiri dari pria dan wanita, merupakan keturunan nenek moyang khas Asia Selatan kontemporer dan tertimbun di danau antara abad ke-7 dan ke-10 alias tidak bersamaan. Beberapa kerangka itu tampak lebih kuno dari yang lainnya.
Para peneliti mencatat bahwa keberadaan Danau Roopkund pada rute yang dikenal peziarah Hindu zaman modern menjadi alasan beberapa orang Asia Selatan meninggal dalam perjalanan ziarah mereka. Namun, alasan itu kurang kuat menjelaskan keberadaan individu-individu keturunan Mediterania Timur yang sangat jauh. Sampai detik ini, Danau Roopkund alias Danau Tengkorak Himalaya masih menjadi misteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar