Sebuah komunitas suku kuno dari umat Buddha Tibet bernama Suku Mosuo ini tinggal di tepi Danau Luga ini hidup dengan persamaan gender, dimana para wanita memiliki kesempatan untuk memilih pasangan seksualnya, bekerja, memiliki anak, menentukan pilihan hidup, hingga merawat orang tua.
Wanita dari suku ini juga boleh memiliki dan mewarisi properti, bertani, mengurus rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengasuh anak. Bahkan, mereka juga dapat melakukan pekerjaan pria, seperti membangun dan memperbaiki rumah, membajak, serta membuat keputusan besar dalam keluarga.
Sementara, para pria di suku ini tidak memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah, seperti memberi nafkah atau tinggal bersama dan mendidik anak-anaknya. Tidak ada stigma dari masyarakat setempat bagi orang yang tidak mengetahui ayah biologisnya, sehingga menjadi hal yang wajar apabila masyarakat di suku ini tidak mengenal siapa ayah mereka.
Wanita dari suku ini juga boleh memiliki dan mewarisi properti, bertani, mengurus rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengasuh anak. Bahkan, mereka juga dapat melakukan pekerjaan pria, seperti membangun dan memperbaiki rumah, membajak, serta membuat keputusan besar dalam keluarga.
Sementara, para pria di suku ini tidak memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah, seperti memberi nafkah atau tinggal bersama dan mendidik anak-anaknya. Tidak ada stigma dari masyarakat setempat bagi orang yang tidak mengetahui ayah biologisnya, sehingga menjadi hal yang wajar apabila masyarakat di suku ini tidak mengenal siapa ayah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar