Para migran asal Vietnam tewas karena kekurangan udara ketika diselundupkan di kontainer truk dari Zeebrugge, Belgia, ke Purfleet, Inggris. Eamonn Harrison (24), yang menurunkan trailer itu di Pelabuhan Zeebrugge, diputus bersalah bersama penyelundup Gheorghe Nica (43). Usaha penyelundupan ketiga dihelat pada 23 Oktober, dengan sopir trailer yang mengangkut migran bernama Christopher Kennedy.
Pelaku yang berasal dari County Armagh itu mengeklaim, dia mengira sedang membawa rokok saat mengambil pesanan di Purfleet pada dua upaya pertama. Namun dewan juri menemukan bahwa Kennedy dan seorang pelaku lain, Valentin Calota (38) asal Brmingham, bersalah membantu imigrasi ilegal.
Selama sidang digelar, juri mendapat foto korban, yang berasal dari berbagai kalangan seperti lulusan universitas maupun tukang batu, dan harapan akan hidup makmur di Eropa. Kebanyakan dari keluarga korban sampai mengambil pinjaman dalam jumlah besar untuk membiayai perjalanan mereka, dengan harapan kehidupan mereka akan meningkat di Inggris.
Jaksa penuntut menerangkan saat kejadian, kontainer itu menjadi "kuburan" karena suhu di dalamnya meningkat hingga 38,5 derajat Celsius. Para korban, yang berusia 15 sampai 44 tahun dan terjebak di dalam selama 12 jam, berusaha melubangi bagian atas. Sayangnya, usaha mereka gagal.
Harrison juga mengklaim dia sama sekali tidak tahu bahwa dalam dua pengantaran sebelumnya yang berjarak 12 hari, dia ternyata membawa migran gelap. Segera setelah sampai di pelabuhan Inggris pada 23 Oktober dini hari waktu setempat,Robinson yang bertugas menangani para migran. Saat itu bosnya, Hughes, mengirimkan pesan. "Berikan mereka udara dan jangan biarkan mereka keluar". Robinson menjawab dengan dua jempol. Namun, alangkah terkejutnya Robinson ketika mampir di sebuah kompleks industri terdekat, dia melihat migran yang dibawanya sudah tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar