Badai pasir yang melanda China membuat langit berubah jadi kekuningan hingga orange. Matahari di atas kota Beijing juga terlihat berwarna biru. Diketahui, badai pasir dipicu oleh angin dari Mongolia yang dilanda kekeringan dan China barat laut. Dilansir dari Guardian, jarak pandang di kota berkurang, dengan puncak beberapa gedung pencakar langit tertutup oleh badai pasir. Bahkan, para pejalan kaki terpaksa menutupi mata karena embusan debu.
Saat badai pasir melanda Beijing pada Minggu pagi, tingkat polusi udara naik ke level maksimum 500, menurut indeks kualitas udara Beijing. Kadar polutan PM10, yang dapat menembus paru-paru, melewati 2.000 mikrogram per meter kubik. Sementara kadar PM2.5, partikel lebih kecil yang dapat masuk sampai ke aliran darah, mencapai 462. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan konsentrasi PM2.5 harian rata-rata hanya 25.
Administrasi Meteorologi China mengatakan badai pasir baru-baru ini berasal dari Mongolia. Di mana suhu yang relatif lebih hangat pada musim semi saat ini dan berkurangnya curah hujan mengakibatkan lebih banyak area tanah gundul. Kepala peramal Pusat Meteorologi Observatorium China yang bernama Zhang Tao mengatakan China utara dan barat laut memiliki lebih sedikit tutupan salju dan hujan tahun ini. Sementara suhu sejak Februari lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan kekeringan terjadi lebih parah dan cuaca berdebu, terdorong oleh angin yang lebih kuat dari biasanya.
Saat badai pasir melanda Beijing pada Minggu pagi, tingkat polusi udara naik ke level maksimum 500, menurut indeks kualitas udara Beijing. Kadar polutan PM10, yang dapat menembus paru-paru, melewati 2.000 mikrogram per meter kubik. Sementara kadar PM2.5, partikel lebih kecil yang dapat masuk sampai ke aliran darah, mencapai 462. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan konsentrasi PM2.5 harian rata-rata hanya 25.
Administrasi Meteorologi China mengatakan badai pasir baru-baru ini berasal dari Mongolia. Di mana suhu yang relatif lebih hangat pada musim semi saat ini dan berkurangnya curah hujan mengakibatkan lebih banyak area tanah gundul. Kepala peramal Pusat Meteorologi Observatorium China yang bernama Zhang Tao mengatakan China utara dan barat laut memiliki lebih sedikit tutupan salju dan hujan tahun ini. Sementara suhu sejak Februari lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan kekeringan terjadi lebih parah dan cuaca berdebu, terdorong oleh angin yang lebih kuat dari biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar