Mengendarai mobil listrik memang harus mengubah banyak hal tentang berkendara mobil dengan sistem pembakaran internal. Selain karena tak ada lagi yang namanya suara bising, tak ada emisi, juga karena cara pengoperasiannya yang terasa sangat berbeda. Seperti yang kami uji coba terhadap Wuling Air EV. Kendaraan dengan bodi kecil ini sontak bikin kagum dan takjub.
Sekian lama dibuat penasaran, Medcom.id pun menjajal mobil berdimensi kecil ini. Kami menjajalnya bukan di zona test drive yang ada di GIIAS 2022. Melainkan di zona test drive khusus yang lokasinya masih berada di BSD City, Tangerang. Hasilnya, di luar ekspektasi awal. Lantaran bodinya yang kecil ternyata menghadirkan rasa berkendara ala mobil pada umumnya. Bedanya hanya terasa di suara mesin yang tak ada dan radius putar yang sangat minim.
Lalu apa sih yang membuat takjub dan membuyarkan ekspektasi awal kami terhadap mobil dimensi kecil ini? Simak ulasan berikut berdasarkan pengalaman berkendara kami.
Feeling Berkendara ala Mobil Berdimensi Besar
Jujur, ketika naik ke dalam kabin, rasa lapang itu memang terasa. Entah karena penggunaan material, desain dan dimensinya yang tak terlalu besar ataukah memang karena pemilihan warna serba putih yang membuat cahaya di dalam kabin terkesan membuat lapang. Namun karena dalam beberapa sesi sebelumnya Wuling sudah memberikan kesempatan untuk merasakan secara langsung bagian kabin, sehingga ini tak mengagetkan lagi bagi kami.
Operasional Lebih Mudah
Salah satu hal yang menjadi kejutan di awal sesi test drive ini adalah karena cara pengoperasiannya yang sangat mudah. Jangan kaget, karena dalamnya bahkan tidak terdapat tombol Engine Start/Stop seperti layaknya mobil pada umumnya. Hanya perlu menekan pedal rem beberapa detik hingga layar MID menunjukkan kata-kata 'Ready'.
Ketika kata tersebut muncul di MID, berarti mobil listrik ini sudah siap untuk dioperasikan. Tinggal putar tombol transmisi ke mode mode R atau D, mobil ini siap dioperasikan. Jangan lupa untuk melepas tombol rem parkir dengan menekan ke bawah dan mengaktifkan tombol automatic brake hold (ABH) dan Hill Hold Control (HHC) untuk menahan kendaraan agar tak bergerak saat berada di tanjakan atau turunan.
Ketika sudah sampai di tujuan dan ingin menonaktifkan kendaraan ini pun prosesnya tak sulit. Anda hanya perlu memarkirkan kendaraan di tempat yang diinginkan lalu memasang rem parkir, dan tombol transmisi di putar ke mode P, maka Anda tinggal turun dari kendaraan ini dan menguncinya dengan menekan tombol di atas gagang pintu. Kunci dan remote mobil ini cukup berada di kantong Anda saja.
Sistem Peredaman Superior
Hal kedua yang menurut kami bikin takjub dan membuyarkan ekspektasi awal, adalah ketika mobil ini kami ajak berkeliling di seputar perumahan elit Nava Park, BSD-City. Mulai dari merasakan sistem peredaman suspeni di kontur jalan coneblock, hingga menjajal simulasi jalan menanjak dan bermanuver. Peredaman di sistem suspensi terasa seperti saat menggunakan mobil berdimensi besar seperti MPV 7-seater.
Bahkan ketika mencoba melakukan manuver-manuver ekstrim yang kadang diperlukan untuk selap-selip di perkotaan, suspensinya seperti bekerja aktif layaknya menggunakan suspensi motorize. Gejala limbung di body roll mobil tak begitu terasa. Sehingga membuat pengendara dan pengemudi lebih nyaman.
"Setup suspensi memang bukan hal mudah yang kami riset. Lantaran mobil ini memiliki bobot kurang dari satu ton (1 ton), ada beberapa pertimbangan yang dilakukan termasuk nantinya akan digunakan untuk kebutuhan apa. Namun kami mengasumsikan bahwa kendaraan ini memang hanya untuk keperluan penggunaan 1-2 orang untuk mobilitas lebih cepat. Sehingga penyesuaian setup suspensi dilakukan untuk keperluan itu," ujar Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko saat melakukan uji bareng performa Wuling Air EV pada Minggu (14/8/2022).
Sensasi Mode Berkendaranya Juara!
Mengendarai mobil dengan teknologi yang canggih, tentu akan sayang dilewatkan jika tak mencobanya secara langsung. Di Wuling Air EV ini, terdapat mode berkendara yang berbeda level agresifitasnya yaitu Eco, Normal dan Sport. Ketika membandingkan kekuatan akselerasi antara satu mode dengan yang lain, memang perbedaannya terasa tipis. Namun ketika merasakan perbedaan antara mode Eco dan Sport baru terasa, baik di sisi akselerasi maupun di sisi deselerasi yang juga memanfaatkan energi kinetik dari pengereman.
Ketika mencoba untuk melakukan akselerasi penuh di mode berkendara sport, tak terasa gejala limbung dan mobil ini berakselerasi dengan sangat baik. Sayangnya, kecepatan mobil ini dipasang peringatan di batas kecepatan 80 km per jam dan memang kondisi lalu lintas perumahan ini juga terasa berbahaya untuk speed-up hingga di atas kecepatan 80 km per jam.
Radius Putar yang Kecil
Namanya mobil dengan dimensi kecil, radius putar tentu jadi konsentrasi untuk bermanuver lebih lincah. Tentu tidak terlalu mengejutkan ketika mobil ini bisa berputar dalam radius di bawah 5 meter. Tepatnya hanya 4,3 meter dalam kondisi kemudi yang mentok.
Fitur-Fitur Pendukung yang Bikin Mewah
Namanya mobil masa kini, sudah sewajarnya mobil ini dibenamkan semua hal yang berkaitan dengan fitur kekinian yang dimiliki Wuling. Smart Key System, Keyless Start/Stop, Meter Cluster, Head Unit 10 Inci bahkan Wuling Indonesian Command (WIND), hingga Internet of Vehicle (IoV) sudah komplit di sana.
Kekurangan di Air EV
Meski tak benyak hal yang jadi kekurangannya, namun ini tetap patut disampaikan. Misalnya ketika Anda duduk di jok baris kedua, body roll akan benar-benar terasa dan membuat sedikit pening. Kemungkinan juga karena efek jendela yang terasa rapat dari kiri ke kanan dan belakang. Sehingga untuk duduk di baris kedua ini, tentunya sangat tak kami rekomendasikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar