Salah satu korban pembunuhan di Pulomas, Dodi Triono, merupakan pemilik perusahaan konsultan arsitektur PT. DA Internasional. Lewat perusahaannya itu, Dodi bermitra dengan Gelora Bung Karno (GBK) sejak 2013 lalu.
Namun, Dodi bukanlah pemenang tender proyek renovasi Gelora Bung Karno untuk Asian Games 2018, seperti kabar yang beredar.
"Pak Dodi almarhum itu mitra kami sejak 2013, bukan pemenang tender proyek renovasi SUGBK, almarhum tidak ada terkait langsung dengan proyek itu," kata Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Winarto, di Jakarta, Rabu (28/12).
Menurut Winarto, Dodi memang berencana mengembangkan sebagian kawasan GBK yang tidak berkait langsung dengan pekerjaan renovasi dalam rangka Asian Games 2018 itu.
"Karena sudah mitra sejak lama, ada beberapa proyek di luar itu, tapi memang tidak ada kaitannya dengan Asian Games yah," kata dia.
Dodi Triono bersama dua putri dan seorang teman putrinya, serta dua supir ditemukam meninggal dunia di rumahnya, Pulomas Utara 7a, Jakarta Timur pada Selasa kemarin. Lima orang lainnya ditemukan dalam kondisi lemas dan dehidrasi serta penuh luka di tubuh korban.
Sebelas korban dikunci di kamar mandi tertutup berukuran 1,5 x 1,5 meter yang tidak dilengkapi jendela.
Korban dikunci sejak Senin sore dan ditemukan pada Selasa pagi. Enam korban yang meninggal yaitu, Dodi Triono (59) dan dua anaknya yakni Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9). Selain itu Amel (9) teman Gemma yang sedang menginap di rumah tersebut, serta dua Supir Dodi yaitu Yanto (40) dan Tasrok (40).
Lima korban yang selamat adalah anak Dodi yakni Zanette Kalila Azaria (13), tiga pembantu rumah tangga, Emi (41), Fitriani (23) dan Windy (23), serta satu orang pengurus anak yaitu Santi (22).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar