Menikah adalah mengikat janji suci hingga maut memisahkan, membentuk keluarga baru yang bahagia serta saling mengerti kondisi dan tingkah laku pasangannya. Walaupun terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terjadi pada pria asal Inggris Christopher Forte (36) yang berprofesi sebagai guru bahasa di salah satu sekolah jatuh cinta dengan wanita asal Indonesia bernama Juliana Posman (38).
Keduanya bertemu di tahun 2010 ketika sama-sama bekerja di sebuat perusahaan IT di Egham, Inggris, hingga mengikrarkan janji di tahun 2014. Dengan biaya Rp 387 juta, mereka merayakan pernikahan di Hotel Grosvenor, Inggris, kemudian mereka melakukan perayaan kedua di Indonesia dan berakhir dengan bulan madu di Bali.
Dibalik kebahagiaannya itu, ternyata Juliana mempunyai kebiasaan berjudi dan investasi saham. Hal tersebut sudah diketahui oleh Forte sebelum menikah, ia mengatakan Juliana setiap hari bisa memenangkan 500 Poundsterling atau Rp 9.5 juta di situs judi. Uang hasil judi tersebut digunakan untuk bermain indeks di pasar saham. Forte juga mengetahui kalau Juliana pernah kalah miliaran rupiah hanya dalam satu hari.
Juliana juga yakin kebiasaannya ini bisa membuatnya kaya raya suatu hari, hal itu yang dikatakannya sebelum menikah dengan Forte. Dengan alasan itu juga Forte bersedia menikahinya selain ia terlanjur jatuh cinta dengan Juliana.
Hingga suatu hari tiba-tiba Juliana meminta uang sekitar Rp 2.8 miliar kepada Forte dengan alasan untuk membuat visa. Disaat Forte bertanya untuk apa uang sebanyak itu, Juliana hanya menangis lalu marah dan menuding bahwa suaminya tak mempercayainya lagi. Akhirnya Forte memberikan uang 800 juta kepada Juliana walaupun saat itu ia hanya bekerja sebagai guru bahasa di sebuah sekolah dan sisanya Forte meminjam uang pensiun orang tuanya. Forte mengatakan “Aku memang sudah dibutakan oleh cinta, padahal semestinya mengurus visa tak perlu uang karena aku orang asli Inggris dan dia istri sahku.”
Pada April 2016, Forte syok setelah menerima surat tagihan atas nama istrinya dari beberapa bank dan situs perjudian sebesar Rp 48 miliar. Menurut pihak tersebut, Juliana menjadikan keluarga Forte sebagai jaminan. Selain kalah miliaran rupiah di situs judi, ternyata Juliana memberikan uang sebesar Rp 14 miliar kepada adiknya dan Rp 4.8 miliar untuk orang tuanya di Indonesia. Mengetahui hal tersebut, Forte langsung menggugat cerai Juliana.
Dalam persidangan di Brighton, Juliana harus mengangsur uang pinjaman sebesar Rp 3.2 miliar ke keluarga Forte. Tapi Juliana menyatakan tak bisa mengembalikan uang itu, dan dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Forte sendiri kini mengaku pailit dan sama sekali tidak memiliki uang, ia bahkan hidup menumpang di rumah kerabatnya di Brighton. Dari kisah hidupnya, Forte mencoba memperingatkan semua orang akan bahaya judi. Forte mengatakan “Kecanduan judi adalah satu yang paling bahaya, karena ini bisa merusak sebuah keluarga. Juliana memang tidak menikahiku karena uang. Tapi mungkin dia melihatku (orang yang) sangat lunak.”
Hingga cerita ini disampaikan Forte, Juliana tetap tinggal di Inggris di sebuah flat tepi laut di Hove, Sussex. Menariknya, meski dinyatakan pailit, Juliana masih memposting foto-fotonya yang tengah menikmati olahraga ski di sosial media.
Keduanya bertemu di tahun 2010 ketika sama-sama bekerja di sebuat perusahaan IT di Egham, Inggris, hingga mengikrarkan janji di tahun 2014. Dengan biaya Rp 387 juta, mereka merayakan pernikahan di Hotel Grosvenor, Inggris, kemudian mereka melakukan perayaan kedua di Indonesia dan berakhir dengan bulan madu di Bali.
Dibalik kebahagiaannya itu, ternyata Juliana mempunyai kebiasaan berjudi dan investasi saham. Hal tersebut sudah diketahui oleh Forte sebelum menikah, ia mengatakan Juliana setiap hari bisa memenangkan 500 Poundsterling atau Rp 9.5 juta di situs judi. Uang hasil judi tersebut digunakan untuk bermain indeks di pasar saham. Forte juga mengetahui kalau Juliana pernah kalah miliaran rupiah hanya dalam satu hari.
Juliana juga yakin kebiasaannya ini bisa membuatnya kaya raya suatu hari, hal itu yang dikatakannya sebelum menikah dengan Forte. Dengan alasan itu juga Forte bersedia menikahinya selain ia terlanjur jatuh cinta dengan Juliana.
Hingga suatu hari tiba-tiba Juliana meminta uang sekitar Rp 2.8 miliar kepada Forte dengan alasan untuk membuat visa. Disaat Forte bertanya untuk apa uang sebanyak itu, Juliana hanya menangis lalu marah dan menuding bahwa suaminya tak mempercayainya lagi. Akhirnya Forte memberikan uang 800 juta kepada Juliana walaupun saat itu ia hanya bekerja sebagai guru bahasa di sebuah sekolah dan sisanya Forte meminjam uang pensiun orang tuanya. Forte mengatakan “Aku memang sudah dibutakan oleh cinta, padahal semestinya mengurus visa tak perlu uang karena aku orang asli Inggris dan dia istri sahku.”
Pada April 2016, Forte syok setelah menerima surat tagihan atas nama istrinya dari beberapa bank dan situs perjudian sebesar Rp 48 miliar. Menurut pihak tersebut, Juliana menjadikan keluarga Forte sebagai jaminan. Selain kalah miliaran rupiah di situs judi, ternyata Juliana memberikan uang sebesar Rp 14 miliar kepada adiknya dan Rp 4.8 miliar untuk orang tuanya di Indonesia. Mengetahui hal tersebut, Forte langsung menggugat cerai Juliana.
Dalam persidangan di Brighton, Juliana harus mengangsur uang pinjaman sebesar Rp 3.2 miliar ke keluarga Forte. Tapi Juliana menyatakan tak bisa mengembalikan uang itu, dan dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Forte sendiri kini mengaku pailit dan sama sekali tidak memiliki uang, ia bahkan hidup menumpang di rumah kerabatnya di Brighton. Dari kisah hidupnya, Forte mencoba memperingatkan semua orang akan bahaya judi. Forte mengatakan “Kecanduan judi adalah satu yang paling bahaya, karena ini bisa merusak sebuah keluarga. Juliana memang tidak menikahiku karena uang. Tapi mungkin dia melihatku (orang yang) sangat lunak.”
Hingga cerita ini disampaikan Forte, Juliana tetap tinggal di Inggris di sebuah flat tepi laut di Hove, Sussex. Menariknya, meski dinyatakan pailit, Juliana masih memposting foto-fotonya yang tengah menikmati olahraga ski di sosial media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar