Penyelenggara Paralimpiade Tokyo 2020 dan Toyota, yang mengembangkan bus antar-jemput tanpa pengemudi telah menangguhkan operasi kendaraan setelah kecelakaan itu di mana salah satu bus listriknya "melakukan kontak dengan pejalan kaki yang tunanetra" di penyeberangan pejalan kaki. Panitia Paralimpiade Tokyo 2020 mengatakan, pria yang ditabrak bus sudah menjalani pemeriksaan penuh dan tidak ada luka luar yang diidentifikasi.
"Kami sangat meminta maaf kepada mereka yang menderita luka-luka. Kami sepenuhnya bekerja sama dengan polisi dalam kasus ini," tambah perusahaan itu dikutip dari AFP. "Layanan bus antar-jemput di Village dihentikan sementara dan operasi akan dilanjutkan segera setelah dianggap aman untuk melakukannya," tambah penyelenggara.
Baik Tokyo 2020 maupun Toyota tidak mengidentifikasi siapa yang ditabrak kendaraan, tetapi beberapa media lokal menyebut korban adalah atlet judo Jepang, Aramitsu Kitazono. Media lokal mengatakan, atlet berusia 30 tahun itu tertabrak dan akan membutuhkan waktu dua minggu untuk pulih dari cederanya.
Harian Asahi Shimbun di Jepang melaporkan, dua operator bus - yang berada di dalam untuk mengawasi operasi otonom - mengatakan, mereka melihat atlet tersebut melintas, tetapi mengira akan berhenti saat bus mendekat. Bus secara otomatis berhenti tetapi operator menekan tombol start karena tidak mengira pria itu akan menyeberangi jalan.
"Kami sangat meminta maaf kepada mereka yang menderita luka-luka. Kami sepenuhnya bekerja sama dengan polisi dalam kasus ini," tambah perusahaan itu dikutip dari AFP. "Layanan bus antar-jemput di Village dihentikan sementara dan operasi akan dilanjutkan segera setelah dianggap aman untuk melakukannya," tambah penyelenggara.
Baik Tokyo 2020 maupun Toyota tidak mengidentifikasi siapa yang ditabrak kendaraan, tetapi beberapa media lokal menyebut korban adalah atlet judo Jepang, Aramitsu Kitazono. Media lokal mengatakan, atlet berusia 30 tahun itu tertabrak dan akan membutuhkan waktu dua minggu untuk pulih dari cederanya.
Harian Asahi Shimbun di Jepang melaporkan, dua operator bus - yang berada di dalam untuk mengawasi operasi otonom - mengatakan, mereka melihat atlet tersebut melintas, tetapi mengira akan berhenti saat bus mendekat. Bus secara otomatis berhenti tetapi operator menekan tombol start karena tidak mengira pria itu akan menyeberangi jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar