Video: Remaja Ini Dianggah Hina Seorang Pria Dari Suku Indian
Seorang veteran Perang Vietnam bernama Nathan Phillips yang merupakan suku Indian tengah berada di Washington dan terlibat dalam Gerakan Masyarakat Suku Asli Amerika. Pria berusia 64 tahun itu menabuh gendang dan bernyanyi. Sementara di saat bersamaan, tengah berlangsung demonstrasi anti-aborsi.
Dalam video yang beredar, Phillips dikelilingi oleh para remaja yang mengenakan topi merah dengan kalimat Make America Great Again yang merupakan jargon dari Presiden Donald Trump. Salah satu remaja bahkan berdiri sangat dekat dengan Phillips. Sementara kelompok di belakangnya terlihat bernyanyi dan tertawa.
Phillips mengaku dia mendengar ada remaja yang meneriakan yel-yel "Bangun Tembok!" yang merupakan janji Trump membangun tembok di perbatasan Meksiko. Diketahui, salah satu remaja tercatat sebagai murid SMA Katolik Covington di Park Hills, Kentucky. Pihak sekolah dan Keuskupan Covington langsung merilis permintaan maaf gabungan kepada Phillips, berjanji bakal mengambil tindakan kepada murid tersebut.
Dilansir dari Washington Post, Marcus Frejo yang merupakan anggota Suku Pawnee dan Seminole mengaku, para remaja itu sempat menyanyikan Make America Great Again. Mereka juga menarikan haka, tarian tradisional di Maori, dan kembali melontarkan ejekan kepada Phillips sebelum melangkah pergi.
Sementara murid SMA Covington yang diidentifikasi bernama Nick Sandmann langsung memberikan klarifikasi. Dikutip The Independent, Sandmann mengaku dia justru dia tidak memahami mengapa Phillips mendekatinya, menabuh gendang dan terus bernyanyi di depannya. Dia berujar tidak berinteraksi seperti berbicara atau melontarkan gestur yang dianggap agresif kepada Phillips dan anggota Suku Indian lainnya.
Dalam video yang beredar, Phillips dikelilingi oleh para remaja yang mengenakan topi merah dengan kalimat Make America Great Again yang merupakan jargon dari Presiden Donald Trump. Salah satu remaja bahkan berdiri sangat dekat dengan Phillips. Sementara kelompok di belakangnya terlihat bernyanyi dan tertawa.
Phillips mengaku dia mendengar ada remaja yang meneriakan yel-yel "Bangun Tembok!" yang merupakan janji Trump membangun tembok di perbatasan Meksiko. Diketahui, salah satu remaja tercatat sebagai murid SMA Katolik Covington di Park Hills, Kentucky. Pihak sekolah dan Keuskupan Covington langsung merilis permintaan maaf gabungan kepada Phillips, berjanji bakal mengambil tindakan kepada murid tersebut.
Dilansir dari Washington Post, Marcus Frejo yang merupakan anggota Suku Pawnee dan Seminole mengaku, para remaja itu sempat menyanyikan Make America Great Again. Mereka juga menarikan haka, tarian tradisional di Maori, dan kembali melontarkan ejekan kepada Phillips sebelum melangkah pergi.
Sementara murid SMA Covington yang diidentifikasi bernama Nick Sandmann langsung memberikan klarifikasi. Dikutip The Independent, Sandmann mengaku dia justru dia tidak memahami mengapa Phillips mendekatinya, menabuh gendang dan terus bernyanyi di depannya. Dia berujar tidak berinteraksi seperti berbicara atau melontarkan gestur yang dianggap agresif kepada Phillips dan anggota Suku Indian lainnya.
















0 komentar: