Serukan Akses Lebih Baik Untuk Pendidikan, Bocah Ini Terima Ancaman
Menyerukan akses yang lebih baik terhadap pendidikan selama pandemi Covid-19, seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun asal Kolombia bernama Francisco Vera menerima ancaman pembunuhan dari akun Twitter anonim sebagaimana dilansir dari BBC. Dia mendapat ancaman tersebut setelah mengunggah video yang mendesak pemerintah untuk meningkatkan konektivitas internet untuk anak-anak yang belajar online.
Siswa sekolah itu mengatakan dia menerima kritik tetapi ancaman kekerasan tidak dapat diterima. Insiden itu memicu kemarahan di Kolombia, di mana kekerasan terhadap aktivis hak asasi manusia dan pemimpin lingkungan sedang meningkat. Ancaman pembunuhan tersebut juga memperbarui seruan agar lebih sopan di media sosial.
"Jenis ancaman ini biasa terjadi di Kolombia dan mereka sering tidak dihukum," kata Lourdes Castro dari Somos Defensores, sebuah kelompok yang mendokumentasikan serangan terhadap para pemimpin masyarakat. "Tapi mengancam seorang anak berusia 11 tahun hanya menunjukkan kepada Anda bahwa kami telah mencapai tingkat intoleransi baru dan kurangnya rasa hormat terhadap kebebasan berbicara," imbuh Castro.
Dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, organisasi tersebut berterima kasih kepada Francisco atas aktivismenya. PBB menambahkan, dunia membutuhkan lebih banyak anak muda dengan hasrat untuk melindungi planet bumi. "Kami juga setuju dengan Anda bahwa konektivitas internet perlu ditingkatkan untuk anak laki-laki dan perempuan di seluruh dunia," tambah surat itu.
0 komentar: