Atlet Lari AS Ini Gugat Pelatih & Nike Atas Pelecehan Verbal
Seorang atlet lari bernama Mary Cain yang membuat sejarah bagi Amerika Serikat di Moskwa, mengajukan gugatan 20 juta dollar AS (Rp 281 miliar) terhadap mantan pelatihnya dan Nike. Gugatan dilayangkan atas pelecehan berat badan, serta mengomentari tubuhnya secara tidak senonoh. Peristiwanya bermula saat Mary Cain berusia 17 tahun pada 2013, dan berkompetisi di Kejuaraan Dunia di Rusia. Mary Cain adalah peserta termuda yang mewakili negaranya di kompetisi, dan dijuluki "gadis tercepat di Amerika" oleh beberapa orang berkat talentanya.
Cain mengungkapkan bahwa Alberto Salazar, pelatih di proyek yang sekarang sudah tidak ada dan dilarang oleh oleh US Center for SafeSport menyusul tuduhan pelecehan oleh beberapa atlet, melakukan pelecehan verbal kepadanya. Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan daerah, Mary Cain berkata bahwa Salazar sampai membuatnya sangat tertekan dan mengalami gangguan makan, kecemasan, sindrom stres pasca-trauma (PTSD), dan melukai diri sendiri. Nike juga dia katakan mengetahui perbuatan Salazar, tetapi hanya diam.
"Salazar mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu gemuk dan payudara serta pantatnya terlalu besar," tulis gugatan tersebut, menurut Oregon Live. Saat tampil di video New York Times pada 2019, Mary Cain bercerita bahwa dirinya dilecehkan secara emosional dan fisik oleh sistem yang dirancang Alberto dan didukung Nike. Para pegawai Nike, yang dia sebut sekumpulan teman Alberto Salazar, terobsesi untuk membuatnya turun berat badan. Mary Cain mengeklaim, dia sampai mematahkan lima tulangnya demi memenuhi tuntutan itu, dan membuat orangtuanya syok saat mengetahuinya.
Cain mengungkapkan bahwa Alberto Salazar, pelatih di proyek yang sekarang sudah tidak ada dan dilarang oleh oleh US Center for SafeSport menyusul tuduhan pelecehan oleh beberapa atlet, melakukan pelecehan verbal kepadanya. Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan daerah, Mary Cain berkata bahwa Salazar sampai membuatnya sangat tertekan dan mengalami gangguan makan, kecemasan, sindrom stres pasca-trauma (PTSD), dan melukai diri sendiri. Nike juga dia katakan mengetahui perbuatan Salazar, tetapi hanya diam.
"Salazar mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu gemuk dan payudara serta pantatnya terlalu besar," tulis gugatan tersebut, menurut Oregon Live. Saat tampil di video New York Times pada 2019, Mary Cain bercerita bahwa dirinya dilecehkan secara emosional dan fisik oleh sistem yang dirancang Alberto dan didukung Nike. Para pegawai Nike, yang dia sebut sekumpulan teman Alberto Salazar, terobsesi untuk membuatnya turun berat badan. Mary Cain mengeklaim, dia sampai mematahkan lima tulangnya demi memenuhi tuntutan itu, dan membuat orangtuanya syok saat mengetahuinya.
0 komentar: