Diserbu LMPV, Pasar Mobil LCGC Mulai Melemah?
Program LCGC/Low Cost Green Car dimulai 4 tahun lalu. Sejak saat itu, permintaan mobil LCGC terus mengalami peningkatan, mencapai puncaknya pada tahun 2016 dengan penjualan 235 ribu kendaraan.
Tahun ini tampaknya kondisi sedikit lebih sulit untuk mereka, karena menurut data yang diambil dari Gaikindo, penjualan keseluruhan mobil LCGC di bulan Februari 2018 turun hingga 16.22%.
Lalu apa penyebab melemahnya penjualan mobil-mobil tersebut? Salah satunya mungkin karena kenaikan pajak yang membuat mobil LCGC tak lagi semurah dulu. Di sisi lain, mobil LCGC sepertinya mulai mendapat tekanan yang cukup serius dari pemain baru di segmen LMPV (Low Multi Purpose Vehicle).
Sebut saja Mitsubishi Xpander yang bulan Februari lalu mencatat penjualan tertinggi, dan bahkan mampu melewati pemimpin pasar kendaraan penumpang selama ini, Toyota Avanza. Sedikit demi sedikit, Wuling juga ikut menyerang pasar LCGC, yang notabene harga produk ini (Wuling Confero) sejajar dengan LCGC.
Memang kedua segmen tersebut berbeda, namun harga LMPV yang sejajar dengan LCGC ditambah dengan beragam fitur canggih bisa menjadi batu sandungan yang cukup besar bagi LCGC. Jika situasi ini terus terjadi, bukan tak mungkin pasar LCGC akan tenggelam.
Kabar yang beredar sebelumnya menyebutkan kalau program LCGC ini akan dihentikan oleh pemerintah. Tetapi, kemudian digantikan dengan program lanjutan yang juga terkandung dalam regulasi yang sama tentang Low Carbon Emission (LCE). Program ini lebih mendorong para agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang mau ikut serta untuk memajukan teknologi baru, ketimbang mesin konvensional yang digunakan pada LCGC saat ini.
Jika program LCGC berakhir, artinya mobil-mobil seperti Toyota Agya, Calya, Daihatsu Ayla, Sigra, Datsun Go, Go+ Panca, Honda Brio Satya dan Suzuki Karimun WagonR masih tetap dipasarkan. Tetapi, beban PPnBM 10 persen yang semula dibebaskan oleh pemerintah harus kembali dibayarkan, dan harga "mobil murah" tersebut dipastikan semakin mahal.
Jadi bagaimana menurut modcomers? Apakah pasar mobil LCGC masih punya harapan?
Tahun ini tampaknya kondisi sedikit lebih sulit untuk mereka, karena menurut data yang diambil dari Gaikindo, penjualan keseluruhan mobil LCGC di bulan Februari 2018 turun hingga 16.22%.
Lalu apa penyebab melemahnya penjualan mobil-mobil tersebut? Salah satunya mungkin karena kenaikan pajak yang membuat mobil LCGC tak lagi semurah dulu. Di sisi lain, mobil LCGC sepertinya mulai mendapat tekanan yang cukup serius dari pemain baru di segmen LMPV (Low Multi Purpose Vehicle).
Sebut saja Mitsubishi Xpander yang bulan Februari lalu mencatat penjualan tertinggi, dan bahkan mampu melewati pemimpin pasar kendaraan penumpang selama ini, Toyota Avanza. Sedikit demi sedikit, Wuling juga ikut menyerang pasar LCGC, yang notabene harga produk ini (Wuling Confero) sejajar dengan LCGC.
Memang kedua segmen tersebut berbeda, namun harga LMPV yang sejajar dengan LCGC ditambah dengan beragam fitur canggih bisa menjadi batu sandungan yang cukup besar bagi LCGC. Jika situasi ini terus terjadi, bukan tak mungkin pasar LCGC akan tenggelam.
Kabar yang beredar sebelumnya menyebutkan kalau program LCGC ini akan dihentikan oleh pemerintah. Tetapi, kemudian digantikan dengan program lanjutan yang juga terkandung dalam regulasi yang sama tentang Low Carbon Emission (LCE). Program ini lebih mendorong para agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang mau ikut serta untuk memajukan teknologi baru, ketimbang mesin konvensional yang digunakan pada LCGC saat ini.
Jika program LCGC berakhir, artinya mobil-mobil seperti Toyota Agya, Calya, Daihatsu Ayla, Sigra, Datsun Go, Go+ Panca, Honda Brio Satya dan Suzuki Karimun WagonR masih tetap dipasarkan. Tetapi, beban PPnBM 10 persen yang semula dibebaskan oleh pemerintah harus kembali dibayarkan, dan harga "mobil murah" tersebut dipastikan semakin mahal.
Jadi bagaimana menurut modcomers? Apakah pasar mobil LCGC masih punya harapan?
0 komentar: