Dukung! Mobil Listrik Nasional 'Blits' Ikut Rally Dakar
[Split]Setelah sukses membuat mobil listrik bernama Ezzy I dan II. Kali ini, tim pengembangan kendaraan listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berkolaborasi dengan Universitas Budi Luhur membuat sebuat mobil listrik berbentuk SUV dual purpose yang dinamianya Blits.
Kabarnya, Blits disiapkan untuk ikut dalam gelaran reli dakar. Project Leader Blits, Yoga Uta Nugraha, menuturkan wujud keseluruhan mobil sudah terbentuk dan siap untuk diuji jalan.
"Sekarang pembuatan mobil sudah dikatakan selesai, tapi tahap ini masih pengujian motor dan controller-nya karena semua komponen buat sendiri kecuali cell batrenya masih impor dari China jadi seluruh setting semuanya sendiri," tutur Uta yang dikutip dari Kumparan.
Lebih lanjut Uta menjelaskan, tidak ada kesulitan saat membuat mobil yang dapat hidup di dua alam ini, hanya saja pria lulusan Teknik Elektro ITS ini menganggapnya sebagai tantangan karena untuk pertama kalinya membuat kendaraan roda empat dengan konsep SUV off road.
"Sebenarnya lebih ke tantangan, jadi Blits ini konsepnya off road, jadi kami baru pertama bikin off road listrik, nah dari situ harus diperhatikan untuk keamanan baterainya, jadi kalau dari kerangka mobil sasisnya itu ditambah ekstra roll bar," jelas Uta.
#split#Untuk memenuhi regulasi reli dakar, timnya yang berjumlah 20 orang itu terus menyesuaikan bentuk mobilnya agar dapat diterima atau lolos uji spesifikasi yang ditetapkan panitia rally dakar.
"Kami tetap baca semua regulasi yang ada, karena ini kelasnya SUV jadi baik dimensi dan semuanya kami sesuaikan di kelas tersebut. Dulu awalnya full electric yang akan ikut rali dakar, cuma kalau dua-duanya bisa diberangkatkan kenapa enggak," tuturnya.
Tanpa muluk-muluk, Uta menargetkan mobil karya timnya ini akan mengikuti ajang reli dakar musim 2020 usai pengujian endurance keliling Indonesia yang dijadwalkan dimulai pada awal bulan Agustus 2018 bersama Hybrid Series Penjelajah.
"Target realistis sih 2020, karena akhir tahun sampai awal tahun 2019 kan kami baru selesai eksplore Indonesia, jadi kalau masih ada kekurangan atau ada yang perlu ditambah bisa secepatnya dilengkapi, karena kan ini ngejar endurance jadi persiapan sama ketahanan mobil harus benar-benar prima," ucapnya.
Mengenai persiapan, Uta juga menjelaskan hampir 100 persen siap karena rute perjalanan sudah disetujui didukung beberapa pihak sponsor. "Untuk eksplore Indonesia sudah dibantu PLN, dan rute-rutenya sudah disetujui berikut tempat charging-nya per berapa kilometer sudah disiapkan," tutup Uta mengakhiri pembicaraan.
Beda dari saudaranya yang bermesin hibrida yang dapat menenggak minyak jelantah, Blits menggunakan motor listrik dan baterai dengan kapasitas 90 kWh yang mampu menjelelajah hingga jarak 350 km sebelum akhirnya harus diisi daya kembali.
Sebelum Blits, sudah ada mobil listrik pertama asal Spanyol yang mengikuti reli dakar bernama Acciona. Meski tidak memenangi kejuaraan, Acciona berhasil menjelajah hingga 9.000 km melintasi Argentina, Bolivia dan Paraguay pada musim balap 2016/2017.[/split]
Kabarnya, Blits disiapkan untuk ikut dalam gelaran reli dakar. Project Leader Blits, Yoga Uta Nugraha, menuturkan wujud keseluruhan mobil sudah terbentuk dan siap untuk diuji jalan.
"Sekarang pembuatan mobil sudah dikatakan selesai, tapi tahap ini masih pengujian motor dan controller-nya karena semua komponen buat sendiri kecuali cell batrenya masih impor dari China jadi seluruh setting semuanya sendiri," tutur Uta yang dikutip dari Kumparan.
Lebih lanjut Uta menjelaskan, tidak ada kesulitan saat membuat mobil yang dapat hidup di dua alam ini, hanya saja pria lulusan Teknik Elektro ITS ini menganggapnya sebagai tantangan karena untuk pertama kalinya membuat kendaraan roda empat dengan konsep SUV off road.
"Sebenarnya lebih ke tantangan, jadi Blits ini konsepnya off road, jadi kami baru pertama bikin off road listrik, nah dari situ harus diperhatikan untuk keamanan baterainya, jadi kalau dari kerangka mobil sasisnya itu ditambah ekstra roll bar," jelas Uta.
#split#Untuk memenuhi regulasi reli dakar, timnya yang berjumlah 20 orang itu terus menyesuaikan bentuk mobilnya agar dapat diterima atau lolos uji spesifikasi yang ditetapkan panitia rally dakar.
"Kami tetap baca semua regulasi yang ada, karena ini kelasnya SUV jadi baik dimensi dan semuanya kami sesuaikan di kelas tersebut. Dulu awalnya full electric yang akan ikut rali dakar, cuma kalau dua-duanya bisa diberangkatkan kenapa enggak," tuturnya.
Tanpa muluk-muluk, Uta menargetkan mobil karya timnya ini akan mengikuti ajang reli dakar musim 2020 usai pengujian endurance keliling Indonesia yang dijadwalkan dimulai pada awal bulan Agustus 2018 bersama Hybrid Series Penjelajah.
"Target realistis sih 2020, karena akhir tahun sampai awal tahun 2019 kan kami baru selesai eksplore Indonesia, jadi kalau masih ada kekurangan atau ada yang perlu ditambah bisa secepatnya dilengkapi, karena kan ini ngejar endurance jadi persiapan sama ketahanan mobil harus benar-benar prima," ucapnya.
Mengenai persiapan, Uta juga menjelaskan hampir 100 persen siap karena rute perjalanan sudah disetujui didukung beberapa pihak sponsor. "Untuk eksplore Indonesia sudah dibantu PLN, dan rute-rutenya sudah disetujui berikut tempat charging-nya per berapa kilometer sudah disiapkan," tutup Uta mengakhiri pembicaraan.
Beda dari saudaranya yang bermesin hibrida yang dapat menenggak minyak jelantah, Blits menggunakan motor listrik dan baterai dengan kapasitas 90 kWh yang mampu menjelelajah hingga jarak 350 km sebelum akhirnya harus diisi daya kembali.
Sebelum Blits, sudah ada mobil listrik pertama asal Spanyol yang mengikuti reli dakar bernama Acciona. Meski tidak memenangi kejuaraan, Acciona berhasil menjelajah hingga 9.000 km melintasi Argentina, Bolivia dan Paraguay pada musim balap 2016/2017.[/split]
0 komentar: