Kunjungan Ke Jerman, Menprin Airlangga 'Belajar' LCEV
Menteri Perindustrian (Menprin) Airlangga Hartarto, melakukan kunjungan kerja ke Eropa atau tepatnya ke Ceko dan Jerman, terkait dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk menerapkan industri 4.0 dan meningkatkan investasi.
Dalam kunjungan tersebut, Airlangga akan berkunjung ke Fraunhofer, dimana merupakan salah satu lembaga di Jerman yang sedang melakukan riset terkait dengan program low carbon emission vehicle ( LCEV).
"Jerman sendiri merupakan pertama pembuat roadmap soal implementasi ekonomi digital. Karena itu, kami ingin berdiskusi dengan mereka sebagai salah satu pionir, agar bisa mendapat masukan yang positif," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Senin (30/4/2018).
Airlangga juga mengungkapkan, target itu bisa tercapai apabila 10 langkah prioritas nasional dijalankan secara terintegrasi. Misalnya, Indonesia harus mampu membangun industri manufaktur nasional yang berdaya saing global, dengan menerapkan standar-standar keberlanjutan.
Terkait kunjugannya ke Fraunhofer, Airlangga menjelaskan, akan melihat beberapa riset yang sedang dilakukan lembaga tersebut, yaitu mengembangkan satu jenis algae yang bisa mengkonversi palm oil mill effluent (POME) menjadi gasoline.
Penemuan tersebut dinilai dapat menekan emisi gas buang kendaraan dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Itu dianggap sejalan dengan program yang telah diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian, low carbon emission vehicle (LCEV), buat mendorong industri otomotif di Indonesia memproduksi kendaraan ramah lingkungan.
"Riset terhadap biofuel ini harus dilakukan, karena Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kita juga punya rumput laut, di mana keduanya sedang dilakukan riset, dan pemerintah siap memberikan insentif," ucap Airlangga.
Dalam kunjungan tersebut, Airlangga akan berkunjung ke Fraunhofer, dimana merupakan salah satu lembaga di Jerman yang sedang melakukan riset terkait dengan program low carbon emission vehicle ( LCEV).
"Jerman sendiri merupakan pertama pembuat roadmap soal implementasi ekonomi digital. Karena itu, kami ingin berdiskusi dengan mereka sebagai salah satu pionir, agar bisa mendapat masukan yang positif," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Senin (30/4/2018).
Airlangga juga mengungkapkan, target itu bisa tercapai apabila 10 langkah prioritas nasional dijalankan secara terintegrasi. Misalnya, Indonesia harus mampu membangun industri manufaktur nasional yang berdaya saing global, dengan menerapkan standar-standar keberlanjutan.
Terkait kunjugannya ke Fraunhofer, Airlangga menjelaskan, akan melihat beberapa riset yang sedang dilakukan lembaga tersebut, yaitu mengembangkan satu jenis algae yang bisa mengkonversi palm oil mill effluent (POME) menjadi gasoline.
Penemuan tersebut dinilai dapat menekan emisi gas buang kendaraan dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Itu dianggap sejalan dengan program yang telah diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian, low carbon emission vehicle (LCEV), buat mendorong industri otomotif di Indonesia memproduksi kendaraan ramah lingkungan.
"Riset terhadap biofuel ini harus dilakukan, karena Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kita juga punya rumput laut, di mana keduanya sedang dilakukan riset, dan pemerintah siap memberikan insentif," ucap Airlangga.
0 komentar: