Seorang Yahudi Terakhir Di Afghanistan Memutuskan Untuk Tinggal
Meski Taliban menguasai Afghanistan, seorang Yahudi terakhir di Afghanistan bernama Zebulon Simentov memutuskan untuk tetap tinggal. Berdasarkan laporan sejumlah media, Simentov awalnya tinggal di Herat dan membuka restoran serta menjual karpet. Tim penyelamat yang dikelola pengusaha AS-Israel Moti Kahana mengungkapkan, Simentov sebenarnya sudah siap dievakuasi.
Pria berusia 62 tahun itu tiba-tiba meminta uang 50.000 dollar AS (Rp 722,7 juta), dan mengacaukan upaya penyelamatan. "Saya tidak membayar orang supaya hidup mereka selamat," kata Kahana, yang menyesalkan awalnya Simentov berniat ikut. Mendy Chitrik, Ketua Aliansi Rabbi di Negara Islam menuturkan, Simentov berubah pikiran dan memutuskan tetap tinggal. Simentov menjadi Yahudi terakhir setelah rekan senegaranya sekaligus serumahnya, Yitzhak Levy meninggal 16 tahun silam.
Pria berusia 62 tahun itu tiba-tiba meminta uang 50.000 dollar AS (Rp 722,7 juta), dan mengacaukan upaya penyelamatan. "Saya tidak membayar orang supaya hidup mereka selamat," kata Kahana, yang menyesalkan awalnya Simentov berniat ikut. Mendy Chitrik, Ketua Aliansi Rabbi di Negara Islam menuturkan, Simentov berubah pikiran dan memutuskan tetap tinggal. Simentov menjadi Yahudi terakhir setelah rekan senegaranya sekaligus serumahnya, Yitzhak Levy meninggal 16 tahun silam.
0 komentar: