Pemerintah China Dikecam Lantaran Perawat Hamil Rawat Pasien Corona
Publik China menjadi marah setelah sebuah video yang dirilis media pemerintah CCTV, memperlihatkan perawat menangani korban virus corona dalam keadaan hamil sembilan bulan. Awalnya, mereka bermaksud untuk menunjukkan Zhao Yu sebagai pahlawan karena tetap menjalankan tugasnya.
Namun, gambar itu oleh publik China disikapi sebagai "alat propaganda", seraya menyayangkan mengapa dia dibiarkan bekerja di lingkungan penuh kontaminasi itu. Dilansir BBC, CCTV merilis video itu pada pekan lalu, dan menunjukkan Zhao Yu yang bekerja di unit darurat rumah sakit militer Wuhan. Dalam tayangan, Zhao Yu terlihat memeriksa seorang pasien yang segera dirujuk ke bagian demam.
Zhao sendiri juga mengakui bahwa keluarganya keberatan jika dia terus bertugas. Namun, dia menegaskan ingin memainkan perannya dalam memerangi Covid-19. Namun video yang awalnya ditujukan sebagai tayangan menyentuh, menunjukkan pengorbanan Zhao, malah disikapi dengan kemarahan oleh publik.
"Apa ini, apa semacam pertunjukan politik? Jangan kirim perempuan yang tengah mengandung untuk melakukan hal ini," kecam seorang netizen. "Aku malah berpikir bahwa di video ini, hanya menunjukkan bahwa perempuan harus terus bertugas tak peduli kesehatannya seperti apa. Memuakkan," keluh lainnya.
Ini bukan kali pertama upaya otoritas Negeri China merilis pesan bernada patriotik malah disambut kemarahan dan kecaman warganya. Publik juga mengungkapkan kemarahannya ketika media pemerintah menayangkan momen tatkala sejumlah perawat perempuan digunduli kepalanya. Video tersebut hendak menjelaskan bahwa wanita digunduli untuk mempermudah mereka mengenakan pakaian pelindung saat merawat pasien virus corona. Namun, netizen mempertanyakan mengapa rambut mereka tidak dipendekkan saja, dan mengapa tak ada pria yang juga digunduli kepalanya.
0 komentar: