Titik Rawan Banjir Geser Ke Wilayah Kemang, Ini Kata BNPB!
Terjadi pergeseran titik banjir di Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, pergeseran tersebut di Kemang, Jakarta Selatan, dimana menjadi salah satu kawasan rawan banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, pergeseran daerah rawan banjirnya, dari dulu paling banyak sekitar Kampung Pulo pindah ke Kemang, mungkin di bulan Oktober wilayah Kemang sudah banjir hampir empat kali.
"Kemang menjadi wilayah rawan banjir, sehingga ketika hujan turun dengan intensitas lebat maka kemungkinan banjir sangat tinggi." ujar Mustopo.
Sutopo berpendapat, masalah permukiman penduduk yang tinggal di bantaran sungai juga menjadi kendala dalam proses normalisasi.
"Menyangkut tadi masalah penduduk yang menempati daerah yang diperuntukkan untuk banjir," ucap Sutopo.
Selain Kampung Pulo, kata Sutopo wilayah Bukit Duri yang dulu kerap menjadi langganan banjir saat ini sudah tertangani dengan proyek normalisasi sungai, sehingga kemungkinan banjir sangat kecil.
BNPB mencatat, daerah rawan banjir di Jakarta terdapat di 125 kelurahan dan 643 RW. Sutopo menuturkan, faktor penyebab banjir di Jakarta disebabkan permasalahan yang terjadi di daerah aliran sungai.
"Faktor banjir Jakarta aspek yang terjadi di hulu, bagian tengah, maupun wilayah Jakarta, terutama sungai yang sempit dangkal dan banyak masyarakat yang tinggal di bantaran sungai," tuturnya.
Selain itu, faktor tingginya curah hujan juga memberikan dampak pada kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, pergeseran daerah rawan banjirnya, dari dulu paling banyak sekitar Kampung Pulo pindah ke Kemang, mungkin di bulan Oktober wilayah Kemang sudah banjir hampir empat kali.
"Kemang menjadi wilayah rawan banjir, sehingga ketika hujan turun dengan intensitas lebat maka kemungkinan banjir sangat tinggi." ujar Mustopo.
Sutopo berpendapat, masalah permukiman penduduk yang tinggal di bantaran sungai juga menjadi kendala dalam proses normalisasi.
"Menyangkut tadi masalah penduduk yang menempati daerah yang diperuntukkan untuk banjir," ucap Sutopo.
Selain Kampung Pulo, kata Sutopo wilayah Bukit Duri yang dulu kerap menjadi langganan banjir saat ini sudah tertangani dengan proyek normalisasi sungai, sehingga kemungkinan banjir sangat kecil.
BNPB mencatat, daerah rawan banjir di Jakarta terdapat di 125 kelurahan dan 643 RW. Sutopo menuturkan, faktor penyebab banjir di Jakarta disebabkan permasalahan yang terjadi di daerah aliran sungai.
"Faktor banjir Jakarta aspek yang terjadi di hulu, bagian tengah, maupun wilayah Jakarta, terutama sungai yang sempit dangkal dan banyak masyarakat yang tinggal di bantaran sungai," tuturnya.
Selain itu, faktor tingginya curah hujan juga memberikan dampak pada kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta.
0 komentar: