Sempat Ricuh, Oesman Sapta Jabat Ketua DPD Hingga 2019
Oesman Sapta Odang resmi menjabat sebagai ketua DPD. Dia akan didampingi oleh Nono Sampono dan Darmayanti Lubis, masing-masing sebagai wakil ketua DPD, bekerja untuk sisa masa jabatan 2019.
Oesman bersama Nono dan Darmayanti diminta sumpah jabatannya oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) Bidang Non-Yudisial, Suwardi. Hakim agung tersebut memandu ketiganya untuk mengambil sumpah jabatan sebagai pimpinan DPR baru.
"Saya harap ikuti sumpah saya," kata Suwardi di hadapan ketiganya, di Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4) kemarin.
Ricuh Saat Pemilihan
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan kericuhan yang terjadi dalam rapat paripurna yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah, kemarin malam. JK menilai aksi tersebut sangat memalukan dan tidak seharusnya terjadi.
"Kami menyesalkan apa yang terjadi di DPD dan terus terang itu memalukan kami," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/4).
Menurut Kalla, kericuhan itu memalukan karena menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri. Akibat kericuhan itu, kata JK, pihak luar negeri mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan demokrasi Indonesia.
Kericuhan itu juga disebut bertolak belakang dengan yang selama ini dibanggakan dan dipuji mengenai demokrasi di Indonesia. "Tentu kami malu melihat ini, jadi saya harap hal ini dapat diselesaikan oleh DPD sendiri," katanya.
Imbas kisruh yang terjadi di DPD semalam, anggota DPD menuntut pimpinan turun dari jabatannya untuk kemudian diadakan pemilihan pimpinan baru.
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang terpilih sebagai Ketua DPD menggantikan Muhammad Saleh. Namun terpilihnya Oesman Sapta mendapat penolakan dari pimpinan yang lama karena dianggap tidak sesuai dengan putusan Mahkamah Agung.
Oesman bersama Nono dan Darmayanti diminta sumpah jabatannya oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) Bidang Non-Yudisial, Suwardi. Hakim agung tersebut memandu ketiganya untuk mengambil sumpah jabatan sebagai pimpinan DPR baru.
"Saya harap ikuti sumpah saya," kata Suwardi di hadapan ketiganya, di Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4) kemarin.
Ricuh Saat Pemilihan
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan kericuhan yang terjadi dalam rapat paripurna yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah, kemarin malam. JK menilai aksi tersebut sangat memalukan dan tidak seharusnya terjadi.
"Kami menyesalkan apa yang terjadi di DPD dan terus terang itu memalukan kami," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/4).
Menurut Kalla, kericuhan itu memalukan karena menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri. Akibat kericuhan itu, kata JK, pihak luar negeri mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan demokrasi Indonesia.
Kericuhan itu juga disebut bertolak belakang dengan yang selama ini dibanggakan dan dipuji mengenai demokrasi di Indonesia. "Tentu kami malu melihat ini, jadi saya harap hal ini dapat diselesaikan oleh DPD sendiri," katanya.
Imbas kisruh yang terjadi di DPD semalam, anggota DPD menuntut pimpinan turun dari jabatannya untuk kemudian diadakan pemilihan pimpinan baru.
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang terpilih sebagai Ketua DPD menggantikan Muhammad Saleh. Namun terpilihnya Oesman Sapta mendapat penolakan dari pimpinan yang lama karena dianggap tidak sesuai dengan putusan Mahkamah Agung.
0 komentar: