Karena Kekeringan,Politikus Afsel Klaim Dirinya Mandi 3 Hari Sekali
Akibat kekeringan dan kekurangan air di Western Cape Afrika Selatan Helen Zille yang merupakan Kepala Daerah Western Cape dan pendiri Aliansi Demokratik (DA) mengungkapkan bahwa dirinya hanya mandi tiga hari sekali.
"Saya mandi sebentar, setiap tiga hari sekali, dan sisanya bersih-bersih di wastafel. Saya biasanya mencuci rambut setiap hari, tapi sekarang hanya saat mandi," tulis Zille dalam sebuah kolom seperti dikutip dari BBC.
"Saya menganggap rambut berminyak pada masa kekeringan layaknya mobil yang berdebu". Meski dengan alasan demikian, Zille mengejutkan banyak orang dengan jadwal mandinya.
Lantaran, Zille pun belum lama ini menolak artikel yang dimuat TimesLive yang memicu pertanyaan tentang penggunaan uang pajak untuk memasang sistem pemurnian air di kediaman resminya di Cape Town. Sedikit putus asa ia mengatakan bahwa dirinya serius mengatasi persoalan krisis air.
Bagi kelas menengah Afrika Selatan, waktu mandi bukanlah persoalan. Namun, mereka yang tinggal di permukiman informal di Cape Town sangat bergantung pada keran umum. Adapun rumah tangga yang berpendapatan rendah biasanya memiliki air yang mengalir di rumah-rumah mereka.
Rata-rata tingkat air bendungan di Western Cape adalah 35 persen, turun signifikan dari 61 persen pada periode yang sama tahun lalu. Demikian menurut departemen urusan air provinsi tersebut.
Akibatnya, berlaku aturan "batasan tingkat lima" dalam penggunaan air saat ini dengan masing-masing enam juta penduduknya diizinkan untuk menggunakan tidak lebih dari 87 liter per hari. Sementara itu, menurut sebuah penelitian, rata-rata mandi delapan menit menggunakan 62 liter air.
Mereka yang menggunakan air terlalu banyak akan menghadapi kemungkinan denda. Tindakan lebih keras akan dilakukan dalam kasus tertentu. Walau demikian, tetap saja sejumlah warga dan pelaku bisnis tidak mematuhi aturan baru tersebut. Provinsi ini sekarang mencari investasi dalam metode alternatif penyediaan air bersih, termasuk daur ulang dan ekstraksi air tanah.
0 komentar: