Uber Tangguhkan Program Mobil Otonomnya Setelah Kecelakaan
Uber Technologi untuk sementara menghentikan program mobil otonomnya di Arizona, Pittsburgh, dan San Francisco setelah mengalami kecelakaan saat digunakan di Tempe, Arizona, Amerika Serikat, akhir pekan lalu.
Peneliti yang berada di dalam mobil tersebut tidak mengalami luka serius meski kendaraan terguling. Uber menggunakan mobil jenis SUV Volvo dalam program ini. Ada beberapa kendaraan lain yang terkena dampak kecelakaan, seperti sebuah SUV Ford dan sedan yang penyok. "Kami masih menyelidiki kecelakaan ini," jelas juru bicara Uber tersebut.
Kecelakaan terjadi akibat kendaraan yang berada di belakang Volvo gagal mengantisipasi pergerakan SUV tersebut yang akan berbelok. "Kedua kendaraan bertabrakan menyebabkan mobil otonom terbalik ke arah sisi. Tidak ada yang menderita luka serius," demikian keterangan kepolisian Tempe.
Saat kejadian di dalam mobil otonom Uber terdapat dua petugas, masing-masing duduk di bangku pengemudi dan penumpang depan. Saat itu kendaraan dioperasikan menggunakan mode otonom.
Saat meluncurkan program mobil otonomnya di Pittsburg tahun lalu, Uber mengakui, kendaraan canggih ini masih harus diintervensi manusia dalam banyak kondisi, apalagi jika cuaca buruk. Meski demikian, Uber menegaskan bahwa mobil otonom bisa menekan angka kecelakaan lebih besar, ketimbang kendaraan yang dioperasikan secara manual. (Carscoops, 27/3/2017)
Peneliti yang berada di dalam mobil tersebut tidak mengalami luka serius meski kendaraan terguling. Uber menggunakan mobil jenis SUV Volvo dalam program ini. Ada beberapa kendaraan lain yang terkena dampak kecelakaan, seperti sebuah SUV Ford dan sedan yang penyok. "Kami masih menyelidiki kecelakaan ini," jelas juru bicara Uber tersebut.
Kecelakaan terjadi akibat kendaraan yang berada di belakang Volvo gagal mengantisipasi pergerakan SUV tersebut yang akan berbelok. "Kedua kendaraan bertabrakan menyebabkan mobil otonom terbalik ke arah sisi. Tidak ada yang menderita luka serius," demikian keterangan kepolisian Tempe.
Saat kejadian di dalam mobil otonom Uber terdapat dua petugas, masing-masing duduk di bangku pengemudi dan penumpang depan. Saat itu kendaraan dioperasikan menggunakan mode otonom.
Saat meluncurkan program mobil otonomnya di Pittsburg tahun lalu, Uber mengakui, kendaraan canggih ini masih harus diintervensi manusia dalam banyak kondisi, apalagi jika cuaca buruk. Meski demikian, Uber menegaskan bahwa mobil otonom bisa menekan angka kecelakaan lebih besar, ketimbang kendaraan yang dioperasikan secara manual. (Carscoops, 27/3/2017)
0 komentar: