Facebook Twitter RSS
banner

Paket unggulan 2018 plus Born of Monserra

under construction


Produk Unggulan 2018


Dulu saya pernah hobby audio mobil....

Hari itu Ucok dijemput di rumahnya oleh Udin temannya yang sudah dikenalnya sejak masa SMA. Dengan menggunakan mobil Udin, innnova Reborn , menuju acara reuni SMA mereka dulu.

“Din” Kata Ucok “Audio kamu enak”, “Iya dong” Kata Udin, “Berkat kejadian tahun lalu –yang ketipu karena beli avanza 800jt- sekarang gua lumayan mengerti soal kualitas. Sebelum pasang ini, aku udah keliling ke banyak tempat, baca banyak pembahasan di Internet juga, adu sana sini coba macam-macam merk, keliling installer sini sana, akhirnya aku jadi pasang di *****-Audio soalnya menurut aku paling bagus dari segi harga, trus si installer juga kasih kopi gratis :malu:, Ini sebenarnya ga habis banyak2 amat, ga sampai 30jt tapi hasilnya bagus banget” Katanya bangga, “You pake CRV Turbo kok ga pasang audio, gua yang kijang aja pasang, jauh lebih enjoy apalagi kalau kena macet” lanjutnya. Sejurus kemudian Udin memamerkan fitur canggih Kenwood DDX917 miliknya, mulai dari spotify, GPS, voice command sambil mendemokan berbagai jenis musik.

Dengan bagasi dipenuhi dua buah subwoofer dan sebuah power amplifier, di dashboard terdapat sepasang tweeter berdiameter 10cm dan midrange 13cm ditaruh dipilar dashboard dan pintu, “Ini jelas blindspotnya gila” gumam si Ucok, “Iya awalnya sih terganggu, tapi lama-lama juga biasa” balas si Udin.

Terdiam Ucok menerawang teringat masa-masa SMA, tiga belas tahun lalu, ditahun 2004, ketika nokia masih merajai pasar hape dan forum mod.com menjadi rujukan utama para penghobby otomotif untuk berdiskusi –dan berkelahi -, di masa itu memasang speaker 2way plus subwoofer dan sudah menjadi system audio yang canggih. Ucok dan Udin, bercelana panjang abu-abu, duduk didalam bengkel audio, beradu kehebatan suara atas perangkat audio yang terpasang didalam mobil mereka, Ucok dengan kijang kapsul diesel tahun 2002 yang suara mesinnya kletek-kletek warisan bapaknya, si Udin anak orang kaya namun agak ‘ndeso’, dengan Honda Jazz 2004 yang kinyis masih baru, keduanya dan beberapa teman lainnya beberapa hari seminggu menghabiskan waktu ngobrol di bengkel audio langganan. 2 subwoofer, 3 buah power amplifier, mencopot jok baris ke 3, menghabiskan bagasi sampai mencopot ban serep demi memasang audio dan untuk dipamerkan ke teman, mengobrolkan brand-brand besar kala itu: Rockford, Orion, Phoenix gold, Soundstream, dan sejawatnya. Memimpikan untuk membeli ini itu dengan keterbatasan uang saku, beradu cepat untuk mendapatkan perangkat yang lebih baik demi mengejek temannya, well yes, itu hari-hari tawa dan air mata yang menyenangkan, terawang si Ucok.

“Udah deh, lu itu ada mobil baru setengah milyard kok dengarnya musik dari speaker standart, sedih lha, pasang lha audio yg bagusan biar Hiend dikit.” Ejek si Udin sambil cengir-cengir. Benar sekali hal itu, secara Ucok sendiri sangat menggemari musik dan audio, background penghobby audio yang sudah dia tinggalkan hampir sepuluh tahun lalu juga bikin kangen, ditambah lagi tren musik online macam Apple music, Joox, Spotify yang membuatnya dengan mudah bisa mendengarkan lagu—lagu masa lalu. Agak sedih juga kalau didengarkan dengan perangkat audio standart, apalagi sekarang sudah tidak ada masalah dengan pendanaan juga tidak perlu minta ijin ortu dan istri malah menyarankan dia kembali bermain audio ketimbang beresiko terjangkit hobby lain yang ‘berbahaya’ :D, sepertinya kembali bermain di audio mobil akan sangat menarik. Tergelitik dengan pemikirannya sendiri Ucok terdiam sambil memandangi 4 speaker sebesar gaban di atas dashboard dan sesekali kaget karena ada motor di depan ujung mobil tapi tidak terlihat karena tertutup speaker. “Engga deh” Kata Ucok setelah bernafas panjang “Keknya aku ga bakalan balik ke hobby audio lagi, problemnya terlalu banyak”



Mari kita ciptakan sesuatu untuk Ucok!!

Sebagian Installer bangga karena berhasil mengumpulan banyak piala kejuaraan, sebagian lagi suka memamerkan karya-karyanya di medsos, sebagian lagi sangat jago berantem di forum, ada berbagai jenis installer yang ‘beredar’ di dunia Audio mobil Indonesia, namun itu tidak akan membuat Ucok kembali tertarik pada hobby audio. Buat orang seperti Ucok perdebatan, piala, pencitraan bukan merupakan hal yang menarik, dia hanya mendambakkan perangkat audio berkualitas bagus namun cocok digunakkan dalam kehidupan sehari-hari!

Introducing:



Setelah sukses dengan Avexis 6 tahun lalu yang berfokus di entry level, kini kita mengembangkan brand baru: Monserra, brand baru yang dibangun untuk pasar Audio yang tidak sekedar bersuara emas, namun juga simple, praktis dan tidak menyita tempat, tidak menghalangi pandangan atau anything!

Inilah yang kita buat di Monserra untuk menjawab tantangan ‘Ucok’:


Monserra D14 –Super Small Tweeter-

Untuk mempekecil system 3way banyak orang beralih kepada wideband. Bukan kita tidak setuju dan in fact SB Acoustics juga memiliki wideband yang sangat baik dan fenomenal: SB65, namun diameter 2,5” terasa kurang lebar untuk menghasilkan vocal yang lega baik di high maupun low vocal dibandingkan jika dia berdiameter setidaknya 3”, kemudian sebagus2nya wideband sekalipun menggunakan metal cone dan metal dome-cap, nada tinggi tetap terasa tidak sebaik tweeter yang ‘beneran’. Jd pemikiran kita terhadap system hiend adalah speaker harus tetap bersystem 3way sehingga kehadiran tweeter adalah hal yang wajib.


Umumnya tweeter berdimeter 25-30mm dan mereka selalu bermasalah ketika diminta berdenting pada freq diatas 15Khz, pada freq tingginya suara akan mulai terdirtorsi dan resolusi akan menurun tajam sehingga suara TIS akan menjadi CIS atau TING menjadi CING. Padahal SEHARUSNYA suara senar gitar atau ketukan metal tidak memiliki faktor ‘suara C’, mereka adalah suara yang diawali T: TING, TIK, TISS, TUING jika selama ini yang kita dengar adalah suara C: CIS, CING, CWING itu karena tweeter yang kita gunakan tidak sanggup untuk mereproduksi suara diatas 15KHz dengan baik, mereka terdistorsi dan cacat!

Monserra D14 diciptakan dengan 2 tuntutan yang berat: Memiliki resolusi suara yang tinggi dan kejernihan yang menjadi standart dunia speaker HiEnd hari ini namun dengan ukuran yang kecil! Well, tanpa kita disadari sebenarnya kedua tuntutan itu ternyata justru saling memberikan jawaban!

Begini kita memandangnya: Untuk mencapai freq tinggi dengan baik dan rendah noise, tweeter kita harus berdiameter kecil, diameter kecil akan mengurangi bobot dome sehingga dia bisa bergerak lebih lincah menghasilkan jangkauan freq yang lebih tinggi, dome yang kecil juga lebih rigid dibandingkan dengan yang besar sehingga mengurangi potensial noise pada freq tinggi.


Monserra D14: Listen the un-heard detail.
Memberikan pengalaman baru dalam mendengarkan musik.


Monserra d14 mungkin menjadi tweeter Hiend berukuran terkecil yang ada di pasaran audio mobil. Sekalipun dengan fisik segitu kecil, memilki jangkauan freq yang sangat lebar sehingga sanggup memberi kita detail trebel yang tidak kita dapatkan sebelumnya sekaligus menghilangkan tuntutan atas space besar di dashboard yang memakan tempat. Pada banyak kasus pada system speaker 2 way kita sering memasang D14 di dalam dudukan original mobil sehingga tidak terlihat sama sekali! Monserra D14 menjadi jawaban bagi mereka yang ingin mendapatkan suara lebih namun dengan fisik sekecil mungkin. Monserra D-14 adalah jawaban bagi keinginan Ucok untuk mendapat detail suara high yang sangat jernih, menjangkau suara-suara yang selama ini tidak direpro dengan baik plus ukuran fisik yang sangat-sangat kecil menjamin instalasi yang 100% blindspotless!



Monserra Mr-9 : At last! 3” HiEnd Midrange!!!

Yes, at last! Kita sudah lebih sepuluh tahun memimpikan sebuah midrange berkelas HiEnd berukuran 3”. Sempat ditolak oleh beberapa pabrik bahwa pembuatan midrange 3” kelas HiEnd adalah hal yang mustahil karena keterbatasan lebar magnet yang bisa kita pasang – ini menjawab kenapa hampir semua midrange kelas HiEnd selalu 4”- namun SBA sudah membuktikan kepada kita bahwa midrange hiend 3” bukan cuma angan-angan, itu made-able!

Dimulai dari pemilihan bahan konus,kita masih condong pada paper karena pengalaman kita membuktikan bahwa paper masih yang terbaik untuk urusan vocal. Paper yang kita pilih adalah ABACA Paper. Abaca paper adalah kertas yang bahan dasarnya dari pelepah pisang, bahan kertas khusus ini banyak digunakan sebagai bahan uang kertas karena kekuatannya yang luar biasa sekaligus sangat ringan. Penggunaan abaka paper pada speaker sebenarnya sudah bukan hal baru dan terbukti menjadi salah satu bahan terbaik untuk midrange dan midbass.

Konus yang sangat bagus dan dimotori oleh magnet Neodynium yang dicharge dengan sangat kuat –Well, SBE adalah salah satu dari sedikit pabrik speaker yang memiliki charger magnet berkekuatan super- kemudian didesain oleh tim RND SB-Acoustics -yang sudah sangat berpengalaman menghasilkan speaker HiEnd terbaik dunia-, proyek Midrange 3” Monserra ini adalah proyek ambisius kita untuk menghasilkan midrange terbaik di dunia Audio Mobil!


Monserra MR9: 3” Best midrange, Made to be the Best!

Monserra MR-9 adalah midrange Hiend yang didesain UNTUK Car Audio, jadi kita memerlukan beberapa fitur yang sangat penting dalam instalasi speaker di mobil. Berbeda dengan speaker rumah yang cenderung bisa duduk dengan nyaman, speaker mobil mendapat sangat banyak ancaman, mulai ultraviolet –yang membuat kertas menjadi kuning-, kelembapan, hingga ancaman tangan jahil!

Konus Abaca Fiber yang digunakan pada MR9 melalui proses coating untuk mendapatkan ketahanan terhadap perubahan warna akibat sinar ultraviolet dan mencegah konus menyerap percikan air hujan. Kemudian MR9 juga diperlengkapi oleh Metal mesh yang sangat kuat untuk mengamankan konus dari tangan jahil.

Masalah instalasi juga, MR9 bukan sekedar berukuran 3” namun kita bukan 3” sekecil mungkin. Casis yang kuat namun ramping, Desain motor juga dibuat sangat ‘ramping’ untuk mendapatkan lokasi peletakan yang ideal tanpa banyak memakan space ataupun mengganggu view angle.

Bahan abaca sendiri memiliki kemampuan meredam noise yang sangat tinggi sehingga MR9 bisa diletakkan dalam dudukan yang sangat kecil tanpa menghasilkan suara sengau yang biasa menjangkiti midrange lainnya.

Untuk masalah karakter tonal, MR9 kita optimalkan pada freq kerja midrange yaitu 200Hz hingga 5Khz, dorongan yang sangat kuat, resolusi sangat tinggi, clarity yang outstanding, MR-9 ditantang untuk mengeluarkan suara vocal yang sangat ‘jelas’ pada clarity yang sangat tinggi, menghasilkan kesan sunyi seperti ruangan yang gelap namun vocal yang dihasilkan sangat nyata dan jelas di depan mata seperti penyanyi yang disorot spotlight!

So now kita punya midrange kecil dengan performa HiEnd dan memiliki seluruh fitur yang kita butuhkan dalam pemasangannya didalam mobil! Dan yang membuatnya lebih sempurna lagi, sekalipun MR9 didesain untuk bertarung pada level TOP END –silahkan diadu dengan midrange apapun pada harga berapapun!- namun –seperti produk kita lainnya, kita membanderol MR-9 pada level harga yang ‘ramah kantong’ yang bahkan 25% lebih murah ketimbang midrange Hiend kita sebelumnya!:matre:



Monserra Cables!

Kabel itu juga sangat penting! Ya, saya pernah menggeluti dunia kabel sebelumnya, lebih 15 tahun lalu saya salah satu orang yang suka mencoba-coba brand kabel, dan memang pernah ada beberapa brand yang kita suka dan kagum. Namun dengan berjalannya waktu, harga kabel yang bermutu baik semakin melambung tidak terkendali dengan segala gimmick dan klaim ini itu yang sering kali tanpa keterangan teknis sama sekali. Ini bagus dan mahal atau bagus karena mahal? :D

What’s Cable!?
Diantara sekian banyak propaganda mengenai kabel sakti mandra guna, sebenarnya tidak banyak ‘keajaiban’ di dalamnya. Kabel prinsipnya hanyalah kawat penghantar listrik yang dibungkus jaket. Tembaga adalah bahan utama yang digunakan untuk penghantar listrik dan kualitas tembaga adalah penentu utama dari kualitas suara juga harganya. Jenis tembaga yang digunakan sendiri terdiri dari 3 jenis:

TPC (Though Pitch Cooper)
Proses pembuatan kabel sendiri dalam produksi disebut Extrution, simplenya seperti melelehkan tembaga menjadi tembaga cair yang panas kedalam tabung pasta gigi (yang tahan panas tentunya :D ) kemudian tabung itu ditekan keluar melalui lobang kecil –‘dipletet’ dalam bahasa jawa :D – dan setelah keluar langsung didinginkan menjadi padat hasilnya adalah kawat dengan diameter dan panjang yang bisa diatur sesuka hati.

Masalah pada proses ini adalah, proses extrution itu membuat pembekuan kabel tembaga tersebut berlangsung dengan tidak bersamaan –yang keluar duluan akan beku (membentuk kristal) dan yang keluar kemudian otomatis baru membeku kemudian dan menempel pada kristal yang sebelumnya sudah beku duluan- sehingga sekalipun secara fisik terlihat seperti satu kawat solid namun sebenarnya kawat tersebut terbentuk dari sepihan-serpihan kristal yang saling menempel satu dengan lainnya. Ibaratnya seperti botol berisi gula pasir yang dipadatkan, semua butir terhubung lengket menjadi satu namun tetap ada gap diantaranya, ketika listrik mengalir didalamnya mereka harus lompat dari satu kristal ke kristal lain sehingga konduktor TPC memiliki hambatan yang tinggi. Udara yang terjebak diatara kristal membuatnya juga mudah korosi/berkarat membuat hambatan kabel semakin tinggi dan korosi bisa membuat kabel putus sewaktu-waktu.

OFC (Oxigen Free Cooper)
Prosesnya sama dengan TPC namun kali ini proses extrusion dilakukan di dalam ruangan hampa udara sehingga tidak ada udara terjebak didalamnya. Dengan hilangnya udara yang ada di ruang antar kristal menyebabkan kepadatan tembaga semakin tinggi dan hambatan listrik juga menurun drastis. Bahan OFC jauh lebih mahal daripada TPC namun masih sangat terjangkau sehingga OFC menjadi standart bahan yang digunakan dalam kabel speaker berkualitas. Namun OFC sendiri memiiliki banyak grade kemurnian sehingga sekalipun dua kabel sama-sama dibuat dengan metode OFC bukan berarti kualitasnya sama karena ada perbedaan grade kemurnian tembaga. Beberapa kabel menggunakan campuran aluminium atau besi dalam adonan tembaganya untuk menurunkan harga. Tembaga yag kurang murni menghasilkan kawat berwarna kuning yang lebih pucat atau bahkan cenderung putih, dan yes, itu putih bukan karena dicampur perak, itu aluminium. :D


OCC (Ohno Continuous Casting)
Pada tahun 1985, Prof. Ohno dari Chiba, Jepang memperkenalkan metode pembuatan penghantar yang baru yang disebut sebagai OCC, prinsipnya OCC sendiri sederhana, sama dengan ilustrasi pasta gigi yang di’pletet’ namun kali ini, tutup tabungnya disambung oleh pipa yang sangat panjang dan pipa itu sendiri dipanaskan dengan sangat tinggi sehingga ketika tembaga cair mengalir masih tetap mempertahanan bentuk cairnya hingga kemudian perlahan2 membeku bersamaan. Proses ini membutuhkan waktu produksi yang sangat panjang dan peralatan yang jauh lebih rumit dan mahal membuat harga tembaga OCC berkali-kali-kali lipat lebih mahal ketimbang OFC, Namun hasilnya, adalah sebongkah kristal tembaga padat yang hampir tidak pecahan kristal sehingga listrik dalam mengalir didalamnya seperti berselancar, tidak lagi melompat-lompat seperti di kabel OFC. OCC biasa dipakai dalam kabel-kabel bergenre Hi-End yang sifatnya ‘no compromise’. OCC sendiri sangat jarang diproduksi di dunia dan sangat sedikit (setau kita cuma 3 pabrik di dunia) yang memproduksinya.


Supremos by Monserra

Monserra Supremos dibuat oleh satu diantara sangat sedikit pabrik kabel dunia yang bisa memproduksi OCC cable dan sangat specialis dalam membuat kabel-kabel audio berkelas HiEnd, dan pabrik ini menjadi rujukan sangat banyak brand besar dunia lainnya. Supremos memiliki konstruksi Balance wired dengan shield (2 kabel, satu untuk positif dan satu negatif keduanya pure OCC wire dibungkus oleh shield berbahan OFC) sehingga sinyal akan selalu mengalir dalam tembaga yang sangat rendah hambatan.

Conductor OCC yang digunakan Diameter 20AWG yang merupakan ukuran yang sangat tebal untuk kabel interconnect RCA. Kita memilih Connector RCA yang sangat bagus, tebal namun lentur dan sangat rendah gesekan untuk instalasi yang kuat namun tidak merusak konektor di bagian socket-nya. Connector tersebut dipasang langsung oleh pabrik -Factory Assembled –untuk memastikan kesempurnaan proses penguncian dan penyolderan. Hasilnya sebuah unit kabel RCA yang benar-benar durable dan siap pakai 

Monserra Supremos untuk sementara ini hanya dibuat untuk ukuran 2 meter pair yang merupakan ukuran ideal dengan asumsi posisi power/processor ada dibawah jok depan.


Monserra Supremos: OCC balance interconnect cable!


Sekalipun Supremos hadir dalam gift box yang mewah berlapis kulit sintetis yang dijahit rapi, namun kita tetap memastikan harga jual pada ‘level kantong’. Monserra Supremos 2m dijual seharga 1,5jt/pair jauh dibawah harga kabel OCC lainnya.



Monserra Soft and BoldStrand - FlatWire Speaker Cable

Karena harga kabel 16# full OCC masih terlalu mahal untuk digunakan sehari-sehari –dan kita juga kurang tertarik kalau sekedar mencampur occ ke sekumpulan OFC hanya untuk mendapat label ‘OCC’, maka untuk kabel speaker, kita akhirnya memutuskan menggunakan konduktor OFC yang benar-benar murni.

Sebagai bentuk fisik kita mendesain kabel speaker Monserra dengan bentuk pilih untuk memudahkan instalasi di dalam mobil dimana kabel speaker akan meliuk-liuk disela-sela karpet dan lobang2 karet hingga sela-sela pintu dan pillar, bentuk pipih akan sangat membantu mendapatkan instalasi yang rapi dan bersih. Penggunaan bahan jacket PVC yang sangat lentur namun kuat untuk memastikan kabel monserra akan mengantar sinyal audio ke speaker tanpa bocor ditengah jalan akibat tergores sesuatu.


Monserra Soft Strand #16: Hi Acccuraccy for all sound!

Berukuran AWG16, Monserra Soft Strand #16 dibangun dari 170 konduktor yang sangat halus berbahan UP-OFC –Ultra Pure OFC-, istilah Ultra Pure menunjukkan kemurnian OFC tertinggi tanpa campuran bahan-bahan seperti besi, aluminium atau apapun yang ‘mboten-mboten’. Ke-170 strand halus itu dikepang menjadi 1 kabel utuh yang bisa bergerak dengan flexible. Penggunaan kawat tipis yang sangat bagus untuk mengurangi sela ruangan diantara kabel sehingga bisa meningkatkan kerapatan koneksi antara kawatnya efeknya secara suara clarity meningkat terutama di daerah suara vocal dan treble.

Monserra Softstrand memiliki jacket berwarna pearl white plus garis merah cerah untuk membedakan sisi positif dengan mudah menjadikan Monserra Soft Strand #16 kabel yang sangat mewah baik dari segi suara maupun visual.



Monserra Bold Strand #16: All purpose Speaker Wire!

Penggunaan konduktor kawat UP-OFC sama dengan versi SoftStrand-nya namun kali ini hanya terdiri dari 10 kawat tebal untuk menghasilkan ukuran total yang sama: AWG16. Penggunaan kawat tebal bagus untuk menghantarkan suara bass yang bulat dan rendah, sangat cocok untuk penggunaan sebagai kabel midbass dan subwofer sekalipun bisa juga digunakan untuk kepentingan tweeter dan midrange. Penggunaan konduktor tebal juga ada keuntungan tersendiri karena proses produksi jauh lebih cepat dan mudah sehingga bisa menekan harga kabel hingga 50% tanpa mengurangi kualitas bahan bakunya!


Jacket Bold Strand 16# berwarna hitam dengan konstruksi flat wire. Dengan garis putih terang untuk menandakan posisi positif kabel. Dengan harga yang sangat ekonomis tanpa mengkompromikan kualitas, Moserra Boldstrand #16 bisa jadi rujukan kabel speaker terbaik dan ekonomis yang bisa kita dapatkan di pasaran hari ini.

Harga untuk Monserra Softstrand #16 dibanderol 50rb/m sementara Monserra Bold Strand #16 kita banderol hanya 25rb/m.

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 komentar:

Popular Posts