Menang di Kompetisi Think Efficiency 2018, Ini Temuan Mahasiswa ITS
Bekerjasama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin), Shell Indonesia umumkan pemenang Kompetisi "Think Efficiency 2018". Pengumuman tersebut dilakukan bersamaan dengan seminar yang bertajuk "Inovasi untuk Negeri" pekan lalu (14/8) di Jakarta.
Pemenang kompetisi Think Efficiency 2018 terbagi ke dalam dua bidang utama, yakni Energi dan Tribologi. Kompetisi yang berlangsung dari 1 Mei 2018 hingga 31 Juni 2018 ini dikuti lebih dari 100 ide yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMU, pekerja profesional, hingga para pengajar di Universitas.
Pada tahap final, enam tim berhasil masuk ke babak final. Dan akhirnya dewan juri memutuskan dua tim Inovator Indonesia sebagai pemenang utama Think Efficiency Award 2018.
Untuk kategori Energi, tim REPGY (Recycled Panel Eco Energy) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menjadi juara pertama dengan ide inovasi Panel Ondrivoltaic Berbahan Plastik Daur Ulang Terinstalasi dengan Sel Ondri. Tim yang beranggotakan empat orang, yaitu Bagas Pramana sebagai ketua penelitian, Reza Aulia, Rafif Nova dan M. Afif ini berhasil menciptakan panel ondrivoltaik yang terinstalasi dengan sel ondri sebagai pemanen panas matahari menjadi listrik untuk pemenuhan kebutuhan listrik konvensional yang murah dan mandiri di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). REPGY memiliki tingkat efisiensi yang mampu bersaing, lebih stabil, dan lebih murah jika dibandingkan dengan sel surya berbasis silikon.
Sementara untuk kategori Tribologi, juara pertama dimenangkan oleh Tim Infinite dengan membawakan inovasi Permodelan Simulasi Friction dan Efisiensi pada Excavator dengan Computational Intelligence Controller. Tim yang diketuai oleh Daniel Martomanggolo, dosen di program studi Teknik Informatika, berhasil mengurangi hilangnya energi dan biaya yang ditimbulkan oleh gesekan pada excavator pada system hydraulic maupun joint. Dengan berkurangnya gesekan tersebut, maka penggunaan bahan bakar pada komponen hydraulic dan keausan joint dapat berkurang, sehingga meningkatkan efisiensi pada excavator secara keseluruhan.
Ajang penghargaan inovasi ini menitikberatkan penilaian pada aspek originalitas, produk, dampak, dan keberlanjutan. Untuk aspek originalitas, penilaian meliputi: tujuan, ide yang mendasari, dan keunggulan konsep. Sementara untuk aspek produk, penilaiannya meliputi: desain, kerangka berpikir, proses pembuatan, biaya, dan cara kerja. Penilaian pada aspek dampak meliputi dampak terhadap efisiensi dan ekonomi. Terakhir pada aspek keberlanjutan, penilaiannya meliputi: potensi produk bermanfaat dan bersaing dalam jangka panjang, arah dan strategi pengembangan, dan hambatan/faktor utama dalam pengembangan.
Dr. Syarif Riyadi yang mewakili juri mengatakan, Ide-ide inovasi dari anak bangsa yang hadir dalam kompetisi ini luar biasa kreatif dan inovatif. Karya-karyanya menggambarkan potensi anak bangsa dalam melahirkan inovasi, mulai dari ide-ide dasar sains hingga produk aplikatif yang dapat dijual ke pasar dan berguna bagi masyarakat, yang kemudian mengarah menuju kemandirian teknologi nasional. Selanjutnya bagaimana kita mengarahkan dan mendukung potensi para innovator ini. Kami berharap kompetisi seputar inovasi energi dan tribology ini dapat terus diselenggarakan untuk memotivasi anak bangsa dalam mengembangkan produk inovatif dan mengambil peran dalam kemajuan dan kemandirian teknologi nasional.
Dua bidang yang dipilih dalam kompetisi inovasi Think Efficiency 2018 yaitu energi dan tribologi, merupakan bidang kompetensi Shell, dan diharapkan sinergi dengan para inovator ini akan memberikan dampak yang positif untuk perkembangan teknologi di Indonesia pada masa yang akan datang.
Pemenang kompetisi Think Efficiency 2018 terbagi ke dalam dua bidang utama, yakni Energi dan Tribologi. Kompetisi yang berlangsung dari 1 Mei 2018 hingga 31 Juni 2018 ini dikuti lebih dari 100 ide yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMU, pekerja profesional, hingga para pengajar di Universitas.
Pada tahap final, enam tim berhasil masuk ke babak final. Dan akhirnya dewan juri memutuskan dua tim Inovator Indonesia sebagai pemenang utama Think Efficiency Award 2018.
Untuk kategori Energi, tim REPGY (Recycled Panel Eco Energy) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menjadi juara pertama dengan ide inovasi Panel Ondrivoltaic Berbahan Plastik Daur Ulang Terinstalasi dengan Sel Ondri. Tim yang beranggotakan empat orang, yaitu Bagas Pramana sebagai ketua penelitian, Reza Aulia, Rafif Nova dan M. Afif ini berhasil menciptakan panel ondrivoltaik yang terinstalasi dengan sel ondri sebagai pemanen panas matahari menjadi listrik untuk pemenuhan kebutuhan listrik konvensional yang murah dan mandiri di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). REPGY memiliki tingkat efisiensi yang mampu bersaing, lebih stabil, dan lebih murah jika dibandingkan dengan sel surya berbasis silikon.
Sementara untuk kategori Tribologi, juara pertama dimenangkan oleh Tim Infinite dengan membawakan inovasi Permodelan Simulasi Friction dan Efisiensi pada Excavator dengan Computational Intelligence Controller. Tim yang diketuai oleh Daniel Martomanggolo, dosen di program studi Teknik Informatika, berhasil mengurangi hilangnya energi dan biaya yang ditimbulkan oleh gesekan pada excavator pada system hydraulic maupun joint. Dengan berkurangnya gesekan tersebut, maka penggunaan bahan bakar pada komponen hydraulic dan keausan joint dapat berkurang, sehingga meningkatkan efisiensi pada excavator secara keseluruhan.
Ajang penghargaan inovasi ini menitikberatkan penilaian pada aspek originalitas, produk, dampak, dan keberlanjutan. Untuk aspek originalitas, penilaian meliputi: tujuan, ide yang mendasari, dan keunggulan konsep. Sementara untuk aspek produk, penilaiannya meliputi: desain, kerangka berpikir, proses pembuatan, biaya, dan cara kerja. Penilaian pada aspek dampak meliputi dampak terhadap efisiensi dan ekonomi. Terakhir pada aspek keberlanjutan, penilaiannya meliputi: potensi produk bermanfaat dan bersaing dalam jangka panjang, arah dan strategi pengembangan, dan hambatan/faktor utama dalam pengembangan.
Dr. Syarif Riyadi yang mewakili juri mengatakan, Ide-ide inovasi dari anak bangsa yang hadir dalam kompetisi ini luar biasa kreatif dan inovatif. Karya-karyanya menggambarkan potensi anak bangsa dalam melahirkan inovasi, mulai dari ide-ide dasar sains hingga produk aplikatif yang dapat dijual ke pasar dan berguna bagi masyarakat, yang kemudian mengarah menuju kemandirian teknologi nasional. Selanjutnya bagaimana kita mengarahkan dan mendukung potensi para innovator ini. Kami berharap kompetisi seputar inovasi energi dan tribology ini dapat terus diselenggarakan untuk memotivasi anak bangsa dalam mengembangkan produk inovatif dan mengambil peran dalam kemajuan dan kemandirian teknologi nasional.
Dua bidang yang dipilih dalam kompetisi inovasi Think Efficiency 2018 yaitu energi dan tribologi, merupakan bidang kompetensi Shell, dan diharapkan sinergi dengan para inovator ini akan memberikan dampak yang positif untuk perkembangan teknologi di Indonesia pada masa yang akan datang.
0 komentar: