Facebook Twitter RSS
banner

Video: Wajah Pria Jepang Ini Dimasukan Dalam Hotpot Oleh Bosnya

Sudah tiga tahun berlalu, insiden yang terjadi pada pesta akhir tahun 2015, seorang pria yang ditutupi identitasnya mengajukan keluhan tindakan kriminal terhadap pemimpin perusahaan dan mencari uang ganti rugi. Pasalnya, seorang eksekutif perusahaan membenamkan kepalanya ke dalam sebuah hotpot.

Dalam video yang direkam dua telepon genggam dan berdurasi sekitar satu menit itu awalnya dipublikasikan situs berita mingguan Shukan Shinco dan menyebar ke media-media daring lainnya di Jepang. Dalam video terlihat sekelompok orang berada di sebuah restoran makanan Jepang lengkap dengan bir dan piring-piring makanan di atas meja.

Di tengah meja terdapat sebuah nabe, sebuah panci berisi air panas untuk merebus daging dan sayuran. Nabe itu ditaruh di atas sebuah kompor kecil sehingga suhu panasnya tetap terjaga. Tiba-tiba, seorang pria yang wajahnya tidak terlhat dalam video itu mencengkeram bagian belakang seorang pria dan membenamkannya ke dalam panci berisi air panas itu.

Diketahui, mereka yang berpesta adalah para karyawan sebuah agensi hiburan yang berbasis di Shibuya Ward, Tokyo yang oleh harian Mainichi Shimbun disebut bernama MELM. Video itu juga menyertakan sebuah foto yang memperlihatkan wajah pria yang dibenamkan ke dalam panci air panas penuh luka bakar.

Sejauh ini belum jelas mengapa pria yang tak disebutkan namanya itu membutuhkan waktu tiga tahun untuk mengajukan gugatan. Meski dalam jumpa pers pekan ini dia mengaku selalu trauma dan terbayang kembali peristiwa itu setiap kali melihat panci nabe. Dia juga menuntut agar pemimpin perusahaan mengakui perbuatannya dan mempertanggungjawabkan perilakunya itu.

Sesuai dengan undang-undang Jepang, tak ada aturan yang melarang pelecehan di tempat kerja sementara aturan pelecehan sosial dianggap "tak bergigi". Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Konfederasi Serikat Dagang Jepang (JTUC) pada 2017 mengungkap setidaknya terjadi 1.000 kasus kekerasan di tempat kerja. Dari jumlah itu, 30 persen menginginkan perawatan untuk penyakit-penyakit psikosomatis. Sedangkan 20 persen lainnya memilih keluar dari tempat kerjanya.

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 komentar:

Popular Posts