Nanang HB: ETCC Diserbu Oleh Pembalap Muda Berbakat
Modcom, Sentul - European Touring Car Championship (ETCC) saat ini sudah menjadi acuan bagi pembalap lainnya yang berlaga di Indonesian Sport Series Of Motorsport 2018 (ISSOM), karena banyak pembalap dari kelas lain yang akhirnya bergabung dengan ETCC baik yang 2000 maupun 3000.


Hal ini disebabkan persaingan di ETCC cukup sengit, bahkan pembalap lainnya mengakui, terjun di ETCC menjadi tantangan tersendiri karena harus bersaing ketat dengan pembalap-pembalap yang berkualitas lainnya. Bukan hanya itu saja, ETCC sendiri sudah diakui oleh IMI Pusat masuk ke dalam Kejuaraan Nasional.
"Para pembalap muda yang terjun di kelas ETCC juga sudah tidak bisa dianggap remeh. Kemampuan mereka hampir setara dengan pembalap senior lainnya, terutama di ETCC 3000. Bahkan ada juga pembalap muda yang bisa mengalahkan pembalap senior lainnya," ujar Nanang Hamdani, salah salah satu pengelola ETCC.
Nanang yang juga menjadi pembalap di ETCC 3000 Rising Master sangat berharap di tahun 2019 mendatang, akan lebih banyak lagi pembalap-pembalap muda yang terjun di ETCC 2000 dan 3000. Ia juga berharap tahun depan akan lebih banyak lagi pembalap-pembalap yang hadir dari luar daerah, seperti yang sudah ada sebelumnya yaitu dari Palembang, Bandung dan Kediri.
Ia juga berharap, agar di tahun 2019 mendatang, para pembalap yang sudah berlaga di ETCC maupun yang baru akan berlaga tidak lagi menggunakan ban untuk beberapa seri. Karena ini dapat mengurangi unsur safety yang sudah digaungi oleh pihak ETCC selama balapan. "Terlebih aspal di lintasan Sirkuit Sentul sudah dilapisi kembali seperti baru, sehingga tidak ada lagi batu-batu kerikil yang beterbangan," tukasnya.
"Selain itu, sebisa mungkin ban hanya digunakan dalam satu kali balap saja, dan untuk balap di seri berikutnya, pembalap sudah mengganti ban mobilnya dengan yang baru. Jangan penggunaan ban untuk dua seri atau tiga seri karena ini cukup membahayakan pembalap di lintasan," imbuhnya.
Nanang juga mengisyaratkan sesuatu yang unik, karena mungkin akan ada pembalap wanita yang siap tampil di ETCC. Namun, hal ini masih perlu di konfirmasi lagi untuk menyatakan kesiapan pembalap wanita tersebut.
Sedangkan untuk pelaksanaan balapan di Sirkuit BSD bulan Desember mendatang, Nanang mengaku cukup bangga dengan pihak penyelenggara yang sudah berusaha semaksimal mungkin dengan waktu yang terbilang singkat. meskipun masih ada beberapa kekurangan. Seperti Run of Area yang tidak terlalu luas dan pemasangan barrier jangan sampai melewati batas run of area. "Tahun lalu, barrier yang ada di run of area masih ada yang keluar, tentu saja ini sangat membahayakan bagi pembalap," tegas Nanang.






Hal ini disebabkan persaingan di ETCC cukup sengit, bahkan pembalap lainnya mengakui, terjun di ETCC menjadi tantangan tersendiri karena harus bersaing ketat dengan pembalap-pembalap yang berkualitas lainnya. Bukan hanya itu saja, ETCC sendiri sudah diakui oleh IMI Pusat masuk ke dalam Kejuaraan Nasional.
"Para pembalap muda yang terjun di kelas ETCC juga sudah tidak bisa dianggap remeh. Kemampuan mereka hampir setara dengan pembalap senior lainnya, terutama di ETCC 3000. Bahkan ada juga pembalap muda yang bisa mengalahkan pembalap senior lainnya," ujar Nanang Hamdani, salah salah satu pengelola ETCC.
Nanang yang juga menjadi pembalap di ETCC 3000 Rising Master sangat berharap di tahun 2019 mendatang, akan lebih banyak lagi pembalap-pembalap muda yang terjun di ETCC 2000 dan 3000. Ia juga berharap tahun depan akan lebih banyak lagi pembalap-pembalap yang hadir dari luar daerah, seperti yang sudah ada sebelumnya yaitu dari Palembang, Bandung dan Kediri.
Ia juga berharap, agar di tahun 2019 mendatang, para pembalap yang sudah berlaga di ETCC maupun yang baru akan berlaga tidak lagi menggunakan ban untuk beberapa seri. Karena ini dapat mengurangi unsur safety yang sudah digaungi oleh pihak ETCC selama balapan. "Terlebih aspal di lintasan Sirkuit Sentul sudah dilapisi kembali seperti baru, sehingga tidak ada lagi batu-batu kerikil yang beterbangan," tukasnya.
"Selain itu, sebisa mungkin ban hanya digunakan dalam satu kali balap saja, dan untuk balap di seri berikutnya, pembalap sudah mengganti ban mobilnya dengan yang baru. Jangan penggunaan ban untuk dua seri atau tiga seri karena ini cukup membahayakan pembalap di lintasan," imbuhnya.
Nanang juga mengisyaratkan sesuatu yang unik, karena mungkin akan ada pembalap wanita yang siap tampil di ETCC. Namun, hal ini masih perlu di konfirmasi lagi untuk menyatakan kesiapan pembalap wanita tersebut.
Sedangkan untuk pelaksanaan balapan di Sirkuit BSD bulan Desember mendatang, Nanang mengaku cukup bangga dengan pihak penyelenggara yang sudah berusaha semaksimal mungkin dengan waktu yang terbilang singkat. meskipun masih ada beberapa kekurangan. Seperti Run of Area yang tidak terlalu luas dan pemasangan barrier jangan sampai melewati batas run of area. "Tahun lalu, barrier yang ada di run of area masih ada yang keluar, tentu saja ini sangat membahayakan bagi pembalap," tegas Nanang.




















0 komentar: