Bagini Cara Bosch Uji Teknologi ABS dan ESP
Modcom, Karawang - Perusahaan penyedia layanan dan teknologi otomotif global terkemuka, Bosch selalu berupaya menawarkan berbagai solusi untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara. Kali ini Bosch mengajak awak media untuk melihat langsung demonstrasi cara kerja sistem Anti-lock Braking System (ABS) dan Electronic Stability Program (ESP®) di Bridgestone Indonesia Proving Ground, Karawang, Jawa Barat pada Selasa, 13 November 2018.

Dalam demonstrasi pertama, pengemudi profesional bernama Ken Humphreys, technical specialist dari Chassis Systems Control, Bosch Australia melakukan manuver pengereman mobil dengan teknologi ESP dan tanpa ESP. Pengujian ini juga mengajak awak media untuk masuk kedalam mobil dan merasakan langsung bagaimana mobil melakukan manuver ekstrem dengan dan tanpa fitur ESP. Oh iya, mobil yang di uji ini sudah dibuat khusus supaya fitur ESP bisa dilepas dan dipasang.
Percobaan pertama, Ken melepas modul ESP yang ada pada mobil, kemudian mobil dipacu hingga 100 kilometer per jam dan Ken membanting stir ke kanan dan kiri, karena modul ESP ini dilepas, saat tergelincir mobil menjadi liar dan sangat sulit dikontrol ketika kecepatan tinggi.
Pada kondisi kecepatan tinggi, saat mobil tergelincir memang sangat sulit dikontrol. Dalam tragedi ini seringkali mobil menjadi liar bahkan bisa sampai terbalik.
Percobaan kedua, Ken memasang modul ESP yang ada di kap mesin. Ia kembali memacu mobil hingga 100 kilometer per jam, ketika stir dibanting ke kanan dan kiri, ESP bekerja dan melakukan pengereman pada masing-masing roda agar mobil tetap stabil dan lebih terkontrol.
"Fitur keselaman ESP pada mobil sudah pasti dilengkapi dengan ABS karena keduanya saling berkesinambungan, tapi kendaraan yang dilengkapi ABS belum tentu dilengkapi ESP," kata Ken.
Menurut Ken, jika semua kendaraan dilengkapi ESP, sekitar 80 persen kecelakaan akibat tergelincir dapat dihindari. Secara global, 74 persen dari seluruh kendaraan baru di dunia sudah dilengkapi ESP. Hingga saat ini Bosch memproduksi lebih dari 150 juta sistem ESP.
Managing director Bosch Indonesia, Andrew Powell mengatakan, sensor pintar ESP mengecek hingga 25 kali per detik apakah mobil sudah melaju sesuai dengan arah pengendara.
Sistem ESP akan bekerja ketika pengukuran pada ban tidak selaras, hal itu terjadi ketika mobil tergelincir. "Sistem anti-gelincir pada ESP akan mengintervensi dengan mengurangi torsi mesin," ujarnya di Karawang pada Selasa, 13 November 2018.
Ia melanjutkan, jika pengurangan torsi belum cukup, sistem akan melakukan pengereman pada masing-masing roda, sehingga menghasilkan daya lawan yang dibutuhkan agar kendaraan tetap dapat melaju dengan aman dan lebih terkontrol oleh pengemudi.

Dalam demonstrasi pertama, pengemudi profesional bernama Ken Humphreys, technical specialist dari Chassis Systems Control, Bosch Australia melakukan manuver pengereman mobil dengan teknologi ESP dan tanpa ESP. Pengujian ini juga mengajak awak media untuk masuk kedalam mobil dan merasakan langsung bagaimana mobil melakukan manuver ekstrem dengan dan tanpa fitur ESP. Oh iya, mobil yang di uji ini sudah dibuat khusus supaya fitur ESP bisa dilepas dan dipasang.
Percobaan pertama, Ken melepas modul ESP yang ada pada mobil, kemudian mobil dipacu hingga 100 kilometer per jam dan Ken membanting stir ke kanan dan kiri, karena modul ESP ini dilepas, saat tergelincir mobil menjadi liar dan sangat sulit dikontrol ketika kecepatan tinggi.
Pada kondisi kecepatan tinggi, saat mobil tergelincir memang sangat sulit dikontrol. Dalam tragedi ini seringkali mobil menjadi liar bahkan bisa sampai terbalik.
Percobaan kedua, Ken memasang modul ESP yang ada di kap mesin. Ia kembali memacu mobil hingga 100 kilometer per jam, ketika stir dibanting ke kanan dan kiri, ESP bekerja dan melakukan pengereman pada masing-masing roda agar mobil tetap stabil dan lebih terkontrol.
"Fitur keselaman ESP pada mobil sudah pasti dilengkapi dengan ABS karena keduanya saling berkesinambungan, tapi kendaraan yang dilengkapi ABS belum tentu dilengkapi ESP," kata Ken.
Menurut Ken, jika semua kendaraan dilengkapi ESP, sekitar 80 persen kecelakaan akibat tergelincir dapat dihindari. Secara global, 74 persen dari seluruh kendaraan baru di dunia sudah dilengkapi ESP. Hingga saat ini Bosch memproduksi lebih dari 150 juta sistem ESP.
Managing director Bosch Indonesia, Andrew Powell mengatakan, sensor pintar ESP mengecek hingga 25 kali per detik apakah mobil sudah melaju sesuai dengan arah pengendara.
Sistem ESP akan bekerja ketika pengukuran pada ban tidak selaras, hal itu terjadi ketika mobil tergelincir. "Sistem anti-gelincir pada ESP akan mengintervensi dengan mengurangi torsi mesin," ujarnya di Karawang pada Selasa, 13 November 2018.
Ia melanjutkan, jika pengurangan torsi belum cukup, sistem akan melakukan pengereman pada masing-masing roda, sehingga menghasilkan daya lawan yang dibutuhkan agar kendaraan tetap dapat melaju dengan aman dan lebih terkontrol oleh pengemudi.
















0 komentar: